Dendam dan Amarah

Munirah | Budi
Dendam dan Amarah
Ilustrasi Dendam Seseorang. (Pixabay)

Manusia sosok yang dapat menjadi misterius
Dalam dirinya terdapat hati yang sangat lunak
Hati yang mampu merasakan tiap sedih dan senang
Hingga ia dapat mengantarkannya pada sinyal untuk melakukan suatu aksi

Hati memang tak menentu dan kadang tak pasti
Kadang berada di atas dan kadang juga ada di bawah
Ia dapat mengeras dan melunak sedemikian halus
Hati yang tak menentu dan selalu berada dalam bayang-bayang ketidakpastian

Jika hati mampu terawat dengan baik, ia akan menjadi penyejuk yang terus bersemai pada ketenangan
Apabila ia disuguhkan dengan kebohongan dan kesakitan, maka ia akan memberontak dan melawan tiada tara
Bahkan dapat menjadi dendam yang tak ada henti-hentinya

Hati yang sudah terbalut dendam akan sulit disembuhkan lagi
Yang ada hanyalah amarah dan terus membludak untuk melawan
Tak ada kata lelah dan kalah
Perlawan akan ditumpahkan sampai pada medan perjuangan

Dendam yang timbul sebab perbuatan dari orang-orang bejat
Perlakuan yang tak manusiawi dan sangat menyakitkan
Tak ada kata ampun untuk terus menyakiti
Hingga lawannya pun mati suri, walau suatu saat dapat bangkit melawan

Dendam dan amarah yang tak mampu tertahan lagi. Kesakitan yang sangat mendalam tak mampu terbayarkan hanya dengan kata maaf
Luka mesti dibayar dengan luka
Nyawa mesti juga harus dibayar dengan nyawa
Itulah hukum yang dipegang teguh oleh orang-orang yang tak mampu menahan rasa dendamnya

Rasa kesabaran tak mampu lagi dipendam
Kesabaran yang dulu terkunci rapat di lemari, kini meledak dengan sendirinya
Dandam itu muncul sebagai suatu gerakan yang tak akan terkalahkan
Amarah yang bertubi-tubi akan terus bersemayam di alam dendam berkepanjangan

Gubuk Marhaenis, 2 September 2021

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak