Teruntuk sang kekasih
Izinkanlah daku memberimu seuntai puisi
Yang ku tulis pada selembar kertas usang berbalut kenang
Di dalam puisi ini
Terdapat kata-kata yang dengan gembira memuja-muji namamu
Meskipun begitu
Tak sedikit pula kata-kata yang dengan tabah melepas bahagiamu
Teruntuk sang kekasih
Ketahuilah bahwasanya tiada sepatah katapun yang ku tuliskan bila bukan karena rindu
Kata-kata yang kau baca, kata-kata yang kau cerna, tak lain adalah anak dari sebuah perasaan yang bernama cinta
Wahai sang kekasih
Ingatkah kau pada waktu itu?
Pada waktu dimana ia berputar dengan semu
Sebab terayu oleh senyumanmu
Senyuman yang kau berikan, wahai kekasihku, aku tahu itu berasal dari dalamnya perasaan, aku tahu, sebab aku lelaki kesepian
Pada saat itu, pada saat aku melihat senyummu, takdirku seakan-akan memuja-muji kehadiranmu
Seperti hamparan samudera yang menyimpan banyak kecemasan, kau tiup aku dengan lembut sapaanmu
Dan kau jadikan ombakku bergemuruh menghantam pesisir pantai dengan sukacita
Engkau, kekasihku, yang membuat samudera di jiwaku bahagia sebab memilikimu.
Wahai kekasihku
Memilikimu memang bukanlah apa-apa, dan mencintaimu ialah segalanya
Meski samudera tak bisa menggenggam mutiara, namun mutiara aman di dasar jiwanya, dengan gelap yang meneranginya
Wahai kekasihku
Cinta memang tak selalu memiliki, namun biarkanlah engkau milikku seorang diri
Wahai kekasihku
Cinta memang tak harus terikat
Namun biarkanlah cintaku padamu mengikat segala ketidakmungkinan
Engkau mungkin tak menyadari, bahwa senyum yang kau beri kepeda seseorang dapat mengubah hidup orang itu
Namun aku menyadari, bahwa hidup orang itu pun dapat mengubah senyumanmu
Aku tahu, wahai kekasihku, sebab akulah orang itu
Dan engkau, wahai kekasihku, tak pernah menyadari, luka mana yang telah kau obati, dan kau tak pernah mau mengakui, hatiku lah yang telah kau buka kembali
Wahai kekasihku
Pintu hatiku telah terbuka dan bersedia menantimu selamanya
Meski sesekali ku tutup, sebab takut ada orang menyelinap masuk
Wahai sang kekasih
Aku sebenarnya tidak takut kepada orang yang mengunjungi hatiku, sebab hatiku kosong, dan hanya engkau kekasih yang mengerti bagaimana caranya menghibur hatiku yang sepi
Wahai kekasihku
Kini ku relakan dirimu pergi, dan ku tutup pintu hatiku kembali
Bila suatu saat kau kembali dan menemukan hatiku tak berpenghuni
Percayalah
Bahwa hatiku telah ku tinggal mati
Terima kasih kekasihku, sampai jumpa di masa lalu...
Bogor, 8 September 2021.