Kaki-kaki kecil berlari lincah dan bebas
Tinggalkan jejak pada pasir basah yang mengeras
Tawa riang bagai nyanyian burung di udara panas
Bagai musik dalam panggung tanpa batas
Jari-jari mungil memungut karang kecil aneka rupa
Terkumpul dalam genggaman yang tak seberapa
Kulit kerang, rumah siput dalam bentuk tak serupa
Indah memesona membuat semua sedih pun terlupa
Duduk beralas pasir kering tanpa tepian
Jari-jari kecil membangun istana impian
Gerbang, menara dan segala bangunan
Tak terbatas, bebas mengikuti khayalan
Menghiasi istana pasir dengan harta kecil
Mengatur kerang, rumah siput dan juga kerikil
Membentuk taman-taman cantik mungil
Juga benteng kokoh pelindung dari tangan usil
Memandang puas karya tak abadi
Menikmati sepanjang mungkin rasa bahagia ini
Walau satu prahara akan mendatangi dengan pasti
Bocah-bocah pantai menikmati istana pasir yang masih berdiri
Seiring waktu ombak semakin dekat ke tepi pantai
Saat pasang tiba dengan gelombang besar mengintai
Bocah-bocah pantai mundur bergerak dalam lenggok santai
Memandangi detik-detik karya kecilnya yang siap terbantai
Riak besar ombak menggulung dan memecah
Menabrak istana pasir yang berdiri megah
Sekali sapuan istana pasir pun pecah
Retak, runtuh, larut lalu perlahan musnah
Bocah-bocah pantai tersenyum menyaksikan
Permainan yang berubah menjadi sebuah pertunjukan
Laksana membaca sebuah karya besar sastrawan
Tentang sejarah hancurnya sebuah peradaban
Borneo, Agustus 2021