Segelas susu dengan setangkup roti
Diminum dan dimakan setengah hati
Gelisah hati oleh tekanan beban
Terkurung pertanyaan tanpa jawaban
Dalam rumah besar nan indah
Penghuninya sering dilanda gundah
Cemas akan sesuatu yang belum pasti
Takut pada sesuatu yang tak dimengerti
Semua harta kekayaan yang berlimpah
Tak mampu mencegah airmatanya tumpah
Saat semua penghuni lain pergi dari rumah
Hanya kesunyian yang datang menjamah
Ia adalah pria tua berwajah murung
Kemewahan membuatnya merasa terkurung
Ia merindukan senyum sang istri yang memilih pergi
Terluka oleh keegoisannya dahulu yang sangat tinggi
Anak-anak bergelut dengan hidup masing-masing
Dengan segala masalah yang berputar bagai gasing
Tak sekalipun ia ingin memanggil mereka pulang
Sebab baginya mereka sudah dianggap hilang
Dengan segala kesunyian dan penyesalan
Menjalani hari yang penuh dengan pergumulan
Masa depan yang dibayangkan terasa semakiin buram
Resah oleh berbagai kecemasan akan skenario suram
Hati kecil mempertanyakan hakikat dari kehidupan
Perlahan-lahan dirinya kehilangan harapan
Seakan berjalan tanpa ada tujuan
Terkadang ia ingin berhenti di tengah jalan
Ingatan kembali berputar ke masa lalu
Di mana waktu terasa begitu cepat berlalu
Ia masih ingat tatapan kecewa anak-anaknya
Saat ia tak bisa bersama walau di hari liburnya
Ia yang berpikiran semua hal selesai dengan uang
Tak menyadari di hati keluarga ia mulai kehilangan ruang
Kini tak banyak yang bisa dilakukan
Selain banyak berbuat kebaikan
Mencoba sebanyak–banyaknya menebus segala kesalahan
Walau tak dapat mengembalikan keluarga dalam keutuhan
Berharap semua itu dapat menjadi pelunasan
Dan mimpinya akan berakhir dengan kedamaian
Borneo, Oktober 2021