Mengejar Kedamaian

Hernawan | Dream Praire
Mengejar Kedamaian
Ilustrasi Lelaki Tua (Pixabay/Pixel2013).

Segelas susu dengan setangkup roti

Diminum dan dimakan setengah hati

Gelisah hati oleh tekanan beban

Terkurung pertanyaan tanpa jawaban

Dalam rumah besar nan indah

Penghuninya sering dilanda gundah

Cemas akan sesuatu yang belum pasti

Takut pada sesuatu yang tak dimengerti

Semua harta kekayaan yang berlimpah

Tak mampu mencegah airmatanya tumpah

Saat semua penghuni lain pergi dari rumah

Hanya kesunyian yang datang menjamah

Ia adalah pria tua berwajah murung

Kemewahan membuatnya merasa terkurung

Ia merindukan senyum sang istri yang memilih pergi

Terluka oleh keegoisannya dahulu yang sangat tinggi

Anak-anak bergelut dengan hidup masing-masing

Dengan segala masalah yang berputar bagai gasing

Tak sekalipun ia ingin  memanggil mereka pulang

Sebab baginya mereka sudah dianggap hilang

Dengan segala kesunyian dan penyesalan

Menjalani hari yang penuh dengan pergumulan

Masa depan  yang dibayangkan terasa semakiin buram

Resah oleh berbagai kecemasan akan skenario suram

Hati kecil mempertanyakan hakikat dari kehidupan

Perlahan-lahan  dirinya kehilangan harapan

Seakan berjalan tanpa ada tujuan

Terkadang ia ingin berhenti di tengah jalan

Ingatan kembali berputar ke masa lalu

Di mana waktu terasa begitu cepat berlalu

Ia masih ingat tatapan kecewa anak-anaknya

Saat ia tak bisa bersama walau di hari liburnya

Ia yang berpikiran semua hal selesai dengan uang

Tak menyadari di hati keluarga ia mulai kehilangan ruang

Kini tak banyak yang bisa dilakukan

Selain banyak berbuat kebaikan

Mencoba sebanyak–banyaknya  menebus segala kesalahan

Walau tak dapat mengembalikan keluarga dalam keutuhan

Berharap semua itu dapat menjadi pelunasan

Dan mimpinya akan berakhir dengan kedamaian

Borneo, Oktober 2021

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak