Malam itu kami melepas lelah di Talung, sebuah tempat di ketinggian berkisar 1.700-1.800 meter di atas permukaan laut. Dari Talung, sejauh mata memandang terhampar pemandangan lembah hijau, pepohonan, sungai-sungai yang meliuk-liuk, dan kabut putih apalagi saat malam hari langit di penuhi dengan banyak bintang kelap-kelip membuat mata tidak bisa lepas melihatnya.
Lembah hijau yang tampak sejauh mata memandang itu adalah Lembah Ramma, tepatnya berada di kaki Gunung Bawakaraeng. Udara yang dingin seakan menusuk namun segar tanpa polusi udara dari kota dan juga awan berbagai bentuk yang seputih kapas berada di antara birunya langit seolah-olah dalam jangkauan.
Tampak pula Danau, hewan ternak di antara sungai, tanah lapang, dan pepohonan menjadi pesona keindahan yang membayar impas, perjalanan mendaki dan menurun selama sekitar 5-8 jam bagi seorang pendaki pemula.
Adapun Malino adalah dataran tinggi di Kabupaten Gowa yang menjadi salah satu tempat wisata. Di sini ada Dusun bernama Lembanna berada di kaki Gunung Bawakaraeng Dusun ini nyaris tak pernah sepi pengunjung, selain menjadi tempat wisata Camp, Lembanna juga menjadi titik awal pendakian bagi para pendaki yang ingin mendaki Gunung Bawakaraeng.
Dusun Lembanna sangatlah sejuk dengan permukiman warga yang berada di antara beragam tanaman hortikultura. Para warganyapun sangat welcome kepada pengunjung yang datang untuk sekedar camp atau ingin mendaki Bawakaraeng.
Selama perjalanan kami mendaki, menurun, melalui bebatuan, hutan basah, sungai-sungai dan akar pohon besar, adalah tantangan yang dilalui menuju Talung. Kurang lebih ada 4 pos sungai yang harus di lalui jika ingin ke Talung. Jadi buat kalian yang ingin kesini selalu gunakan alas kaki yang tidak licin serta alat pendakian yang aman untuk melindungi kalian dari bahaya.
Perjalanan ke Lembah Ramma pun sama menantangnya dan butuh sedikit bersusah-susah, karena jalur yang kecil dan lumayan terjal.
Pesanku jangan lupa untuk selalu membawa sampah kalian turun kembali, karena bukan kita yang membutuhkan Alam tapi Kitalah yang membutuhkan Alam.
Terakhir jangan lupa untuk meninggalkan Ramma dengan janji akan kembali lagi karena pesona Ramma, seolah menjadi magnet yang selalu menarik pengunjungnya untuk kembali.