Dijamin! Mantan Santri Pasti Kangen 4 Momen Ini

Rendy Adrikni Sadikin | Sri Nur Isnaini
Dijamin! Mantan Santri Pasti Kangen 4 Momen Ini
Ilustrasi santri mengaji.(Pexels.com)

Menjadi santri dan tinggal di Pondok Pesantren untuk waktu yang cukup lama tentu mengesankan. Berbeda dengan bersekolah di sekolah umum yang pulang pergi setiap hari dan selalu tinggal di rumah bersama keluarga. Santri banyak menahan rindu.

Suka dan duka selama tinggal di Pondok susah untuk dilupakan. Teman yang usil, hafalan yang tidak pernah habis, ketiduran saat antri mandi, tidak kebagian makan dan masih banyak lagi.  Mantan santri pasti kangen dengan momen berikut:

1. Pulangan

Sebagai santri yang terikat jadwal belajar di pondok, tidak dapat pulang ke rumah semaunya. Jangankan yang di luar kota, yang mondok di satu desa yang sama dengan asal santri saja, belum tentu dapat ijin untuk sejenak menengok rumah.

Waktu pulang atau yang biasa disebut pulangan adalah momen yang sangat dinantikan. Selama setahun ada dua sampai tiga kali pulangan. Biasanya pada saat Ramadhan sampai setelah Idul Fitri, Maulid Nabi dan Idul Adha.

Pulangan menjadi momen yang berkesan. Satu malam sebelumnya para santri tidak bisa tidur. Mereka membayangkan perjalanan besok menuju kampung halaman, bertemu dengan keluarga, saudara dan teman.

2. Mayoran

Kegiatan ini banyak dilakukan oleh santri, terutama di Jawa Timur. Mayoran adalah acara patungan untuk membeli bahan makanan, memasak, makan dan berrsih-bersih alat masak bersama. Ada yang bertugas berbelanja, memasak dan bersih-bersih. Apesnya jika yang bertugas belanja ternyata tidak kebagian makanan karena sudah diserbu oleh santri yang lain.

Acara ini juga menjadi momen langka yang ditunggu karena santri yang bertugas berbelanja dapat meminta ijin untuk keluar pondok. Selain ke pasar, bisa mampir ke tempat yang diinginkan meski hanya sebentar.

3. Mudhif

Santri mana yang tidak senang dikunjungi oleh kedua orang tua. Setidaknya hari itu akan ada perbaikan gizi. Ibu datang membawa beraneka makanan kesukaan yang jarang ditemui di Pondok. Jika beruntung dapat izin keluar Pondok, ayah akan mengajak makan di warung makan, tentu sesuai selera santri. Selain itu santri bisa minta ayah atau ibu untuk membelanjakan barang yang tidak tersedia di koperasi Pondok. Akan banyak ransum yang bisa distok.

Orang tua pasti akan memberi uang jajan yang bisa digunakan untuk membeli makanan ringan di kantin atau keperluan lain. Santri juga meminta orang tua untuk menambah stok sabun cuci, shampo, pasta gigi dan minyak rambut yang sudah habis karena dipakai sendiri atau diminta santri lain.

Bukan hanya santri yang dikunjungi orang tuanya yang senang. Santri lain yang tinggal dalam satu kamar pun bisa ikut senang. Mereka pasti kebagian oleh-oleh yang dibawa orang tua santri.Sudah menjadi tradisi para santri untuk berbagi makanan yang dibawa atau dikirim oleh keluarga, bahkan berbagi sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi dan shampo juga sering terjadi.

4. Ghosob

Nah ini lumrah terjadi. Saling pinjam barang. Barang yang sering dipinjam tanpa ijin atau dighosob terutama adalah sandal. Sandal jepit bisa menjadi barang berharga yang sering hilang selama di Pondok. Hilangnya bukan dicuri sih, tetapi dipinjam tanpa ijin.

Ketika sedang lesehan mendengarkan ceramah di aula, seorang santri ingin pergi ke toilet. Mau ambil sandalnya sendiri, letaknya terlalu jauh dari tempat duduk. Harus melewati banyak orang juga. Langkah mudahnya, pakai saja dulu sandal yang ada di dekatnya. Tentu tanpa ijin.

Ketika pemilik sandal mau memakai, bingung mencari karena santri yang meminjam belum kembali. Akhirnya dia memakai sandal yang ada di dekatnya, milik orang lain. Apesnya sandal yang dipakai adalah milik Pak  Kyai yang sudah selesai memberikan ceramah. Pak Kyai sibuk mencari sandalnya.

Pada saat santri yang tadi mengghosob sandal pak Kyai kembali ke tempat ceramah dan melihat beliau sibuk mencari sandal, bingung lah dia. Mau mengembalikan malu sekaligus takut diomeli. Tidak segera mengembalikan, kalau ketahuan hukumannya lumayan. Bisa disuruh membersihkan kamar mandi atau menyapu halaman.

5. Mati lampu

Bagi sebagian besar orang mati lampu adalah momen yang mengesalkan. Tidak bisa menonton TV, AC tidak bisa menyala, wifi mati dan sebagainya. Berbeda dengan santri, mati lampu adalah waktu yang menyenangkan.

Saat itu biasanya jadwal belajar diliburkan atau ditunda sampai lampu menyala kembali. Meski cuma 15 menit atau 30 menit, lumayan untuk tidur sebentar. Apalagi kalau ternyata lampu mati semalaman. Bisa tidur pulas nih.

Belajar di Pondok Pesantren akhir-akhir ini semakin banyak peminatnya. Selain memperdalam ilmu Agama Islam, di Pondok Pesantren santri juga belajar ilmu  pelajaran umum dan ketrampilan. Banyak mantan santri yang menjadi dokter,  pejabat dan pengusahan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak