Apa yang pertama kali terlintas ketika mendengar kata teh? Sebuah minuman hangat yang manis? Teman ketika bersantai sembari membaca koran?
Bagaimana jika teh dijadikan media oleh para pembunuh untuk melancarkan aksinya?
Agatha Christie tidak pernah kehabisan ide untuk membuat sebuah jalan cerita yang tidak mudah ditebak, dengan melibatkan barang-barang remeh di sekitar. Seperti kelima cerita berikut ini:
1. A Pocket Full of rye
Versi bahasa Indonesia: Misteri Burung Hitam
Di cerita kali ini, kita akan kembali bertemu dengan Miss Marple, seorang wanita tua dengan penglihatan serta tingkat kecermatan yang tinggi.
Ia dihadapkan pada sebuah kasus terbunuhnya seorang lelaki yang meninggalkan seorang istri cantik. Cantiknya sang istri diyakini Miss Marple tidak akan memuat sang istri kekurangan lelaki pengagum.
Benarkah senyuman yang diperlihatkan istrinya di balik duka kematian suaminya tidak bermaksud apa-apa?
2. The Hollow
Versi bahasa Indonesia: Rumah Gema
M. Poirot diundang untuk menghadiri acara makan siang di sebuah rumah yang bernama The Hollow. Ia kaget ketika sampai di sana, terpampang sebuah adegan yang tidak pernah dibayangkannya sebelumnya.
Seorang lelaki ditemukan terbaring di samping kolam renang dengan darah yang menetes memerahkan air kolam yang biru.
M. Poirot menyangka tuan rumah sengaja mengerjainya dengan menyuguhkan sebuah adegan pembunuhan yang tidak masuk akal. Namun, akhirnya M. Poirot tahu, lelaki tersebut tidak sedang berpura-pura, ia memang sedang meregang nyawa.
3. One, Two, Buckle My Shoe
Versi bahasa Indonesia: Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya
M. Hercule Poirot kembali terlibat untuk memecahkan kasus. Kali ini, ia mendapat kabar bahwa dokter yang baru tadi pagi memeriksa giginya ditemukan tewas tertembak.
Penyelidikan dimulai, melibatkan berbagai pihak-pihak penting dan terkenal. Kematian Mr. Morley membawa M. Poirot bertemu dengan orang-orang istimewa salah satunya seorang mantan aktris.
Mengapa M. Poirot merasa tertarik dengan sepatu bergesper yang dikenakan oleh sang mantan aktris tersebut?
4. Murder is Easy
Versi Bahasa Indonesia: Membunuh Itu Gampang
Seorang wanita yang berniat melaporkan kasus pembunuhan di desanya, harus dicegah oleh seorang pensiunan polisi karena terus menerus mengocehkan bahwa membunuh itu gampang bagi para pelaku asal tidak ketahuan.
Tentu saja pensiunan polisi itu tidak setuju, tetapi dua pembunuhan yang terjadi setelahnya mau tidak mau menyita perhatiannya dan membuatnya kembali memikirkan perkataan si wanita itu.
5. At Bertram’s Hotel
Versi bahasa Indonesia: Hotel Bertram
Sebuah hotel yang berdiri gagah dan dikunjungi oleh berbagai orang dari kalangan atas, tidak lantas membuat hotel tersebut aman untuk dikunjungi.
Kemegahan sebuah hotel tidak berarti membuatnya otomatis terhindar dari peristiwa kriminal. Di antara banyaknya tokoh-tokoh terkenal dan kelas atas yang berkunjung, ternyata ada yang tidak menggunakan identitas asli.
Kali ini Miss Marple yang akan menuntaskan kasus ini. Dengan penglihatan dan kebiasaannya yang senang mengamati sekitar sampai ke hal-hal detail, ia berhasil membantu inspektur untuk mengungkap kejadian sebenarnya.
Dari kelima cerita beserta sinopsis singkatnya, kira-kira mau baca yang mana dulu? Kamu bisa langsung membacanya di aplikasi iPusnas secara gratis! Jangan lupa siapkan camilan untuk menemanimu membaca kisah ini, serta teh sebagai pelengkap agar petualangan yang kamu baca jadi semakin terasa!