Apakah kamu sering menemukan tulisan dokter yang sulit dibaca? Bisa jadi tulisan tersebut menggunakan teknik stenografi. Apa sih stenografi itu? Yuk, cari tahu!
Mengenal Stenografi
Stenografi dapat diartikan sebagai sebuah ilmu atau seni untuk menulis lebih cepat dan ringkas. Menurut CHR. Jimmy L. Gaol melalui buku "Keandalan dan Sukses Sekretaris Perusahaan dan Organisasi" (2015), stenografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu 'stenos' berati singkatan atau pendek dan 'graphein' berarti tulisan.
Tidak sembarangan, stenografi juga memiliki syarat huruf seperti ukuran, arah penulisan, dan bentuk. Bahkan ada beberapa buku yang membahas lengkap tentang ilmu stenografi.
Apa Fungsi Stenografi?
Seperti pada penjelasan di atas, fungsi stenografi adalah agar dapat menulis lebih cepat dan ringkas. Namun, tidak semua orang atau pekerjaan menerapkan ilmu ini.
Pekerjaan yang sekiranya menerapkan tenik ini adalah sekretaris, yang menggunakan teknik ini untuk mencatat kembali hasil rapat, berita atau pesan penting yang diucapkan secara lisan.
Ada pula di profesi kesehatan yang membutuhkan ilmu stenografi untuk menghemat waktu dalam menulis resep dan pesan, agar pasien tidak terlalu lama menunggu.
Pada zaman dulu, keahlian stenografi sangat dibutuhkan untuk profesi wartawan. Pasalnya, wartawan harus mampu melaporkan hasil berita atau hasil wawancara narasumber secara cepat dan akurat.
Stenografi juga seringkali dipakai untuk membuat 'sandi rahasia,' di mana tidak semua orang dapat membaca dan memahami huruf steno sehingga 'sandi' tersebut dapat menjadi alat komunikasi bagi yang hanya memiliki keahlian.
Perkembangan Stenografi di Indonesia
Ditemukannya teknik penulisan stenografi sejak beberapa abad sebelum masehi. Hal ini dibuktikan dengan beberapa penemuan di seluruh dunia.
Meskipun tidak semua negara mengenal teknik ini, tapi banyak tokoh yang ikut berperan mengembangkan huruf ini. Misalnya saja stenografi yang dikarang oleh Timothy Bright pada 1588 yang berasal dari Inggris, hingga A. W. Groote yang membuat huruf steno di Belanda pada 1899.
Di Indonesia sendiri memiliki Bapak Stenografi Indonesia, yaitu Karundeng. Ia membuat huruf steno pada tahun 1925. Mengutip Anedya Blogspot, berdasarkan Surat Keputusan No. 51/1968 tanggal 1 Januasi 1968 telah ditetapkan sistem Karundeng sebagai sistem stenografi standar mata pelajaran pada Lembaga-Lembaga Pendidikan dan Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini membuat Sistem Karundeng menjadi sistem Nasional untuk stenografi di Indonesia.
Meskipun saat ini tidak banyak yang menerapkan teknik penulisan ini, stenografi sempat nge-tren di Indonesia pada tahun 50-an.
Apakah kamu tertarik untuk mempelajarinya? Bagi kamu yang tertarik, kamu dapat mempelajari huruf-hurunya melalui google atau buku yang membahas tentang stenografi.