Bagaimana jika kamu anak seorang koruptor? Bagaimana jika karena kesalahan orangtuamu itu, maka kehidupanmu harus terpuruk, segala fasilitas dan kemudahan yang kamu peroleh harus lenyap dalam sekejap? Tidak hanya itu, kamu harus beradaptasi dengan kehidupanmu yang baru, yang memaksamu berjuang hari demi hari.
Tampaknya, itulah premis yang ingin diangkat dalam novel Bitterballen Love. Novel bergenre teenlit ini merupakan buah karya dari Alana Izzara, yang pertama kali diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2015 dan memiliki ketebalan buku 184 halaman.
Novel remaja ini berkisah tentang Aliya yang bersekolah di SMA Bhuana, sekolah non favorit yang memang sengaja dipilih olehnya lima bulan lalu, demi bersembunyi dari orang-orang yang mengetahui masa lalunya.
Di sekolah ini Aliya berjualan aneka penganan di dalam kelas setiap jam istirahat secara sembunyi-sembunyi, karena adanya kebijakan yang melarang siswa-siswinya berjualan agar lebih fokus belajar.
Bukan tanpa sebab, Aliya berjualan agar bisa meringankan beban sang ibu. Terutama agar ia bisa membayar sendiri ongkos transportasi yang harus ia keluarkan setiap kali ke sekolah.
Usaha Aliya ini kerap mengundang cemoohan dari Vanya, ‘kuntilanak cantik’ yang selalu mencari gara-gara dengannya di sekolah. Tapi, ada pula para sahabat yang mendukung Aliya. Juga ada Danur, lelaki yang sangat Aliya benci tapi selalu gigih mendekatinya.
Ketika suatu kali Bu Hilda, wali kelasnya, menangkap basah Aliya berjualan, apakah ia akan kembali terpuruk? Apakah Aliya akan semakin membenci sang ayah, yang menempatkannya dalam kehidupan serba sulit? Ataukah Aliya memilih terus berjuang dengan cara lain?
“Jangan salah mengerti, Al. Pihak sekolah berusaha keras untuk mendapatkan pengertian masyarakat di sini agar tidak berjualan di sekitar sekolah. Dan kami tidak mau peraturan ini dilanggar justru oleh pihak internal.” (Hal. 42)
Novel Bitterballen Love termasuk novel yang selain mengangkat premis seperti yang saya singgung di awal, juga merupakan novel yang bertemakan kuliner, seperti beberapa novel bertema senada yang pernah saya baca sebelumnya, yaitu: Heartwarming Chocolate (Prisca Primasari), Caramellove Recipe (Lia Nurida), dan Jenang Bukan Dodol (Dyah Prameswarie).
Menggunakan bahasa ringan, novel remaja ini bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Konflik yang terjadi sebenarnya bisa dieksplor lebih jauh lagi, seperti perihal Vanya yang begitu iri pada Aliya dan menganggap segala macam hal, jika menyangkut dengan Aliya, adalah sebuah persaingan. Terutama persaingan dalam mencuri hati Danur.
Konflik kebencian Aliya pada sang ayah dan juga Danur juga kurang tergarap sempurna. Perihal Danur, saya mengerti mengapa Aliya begitu membenci pemuda itu dan semestinya Danur pun paham perasaan yang dialami Aliya padanya. Setidaknya, saya berharap Danur lebih menunjukkan penyesalan ketimbang berlaku menyebalkan, meskipun dengan embel-embel ‘untuk kebaikan Aliya’.
Sedangkan perihal sang ayah, Pak Yodha, sangat mengusik penasaran saya. Apa persisnya yang dilakukan beliau hingga membuat keluarganya harus mengalami perubahan kehidupan yang drastis. Dengan apik, sedikit demi sedikit penulis mengurai benang merah tentang kasus yang terjadi pada ayah Aliya tersebut.
Karakter para tokoh utamanya saya rasa masih kurang digali. Saat membaca novel ini saya kurang bisa membayangkan sosok Danur maupun Aliya. Karakternya serba nanggung. Begitupun sosok Vanya, salah satu karakter pendamping. Antagonisnya masih di level biasa saja, kurang jahat menurut saya alias nanggung.
Narasinya sangat baik. Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, tanpa keinginan untuk menggunakan diksi-diksi yang akrobatik justru sangat nyaman untuk dinikmati. Namun, dari judul novel ini, Bitterballen Love, menurut saya belum menggambarkan isi novel secara keseluruhan, selain bahwa itu salah satu kue buatan Aliya.
Oh iya, novel ini juga mencantumkan resep-resep kue buatan Aliya tersebut, seperti resep American Risoles, Risoles Isi Ragout, dan tentu saja Bitterballen. Sangat bisa untuk di recook karena penulis mengadopsi resepnya dari greichekitchen.blogspot.com yang turut dicantumkan di halaman persembahan.
Secara keseluruhan, novel Bitterballen Love merupakan bacaan ringan pengisi waktu luang, dengan bahasa lugas dan sederhana, tanpa banyak basa-basi. Bisa dikatakan membacanya senikmat mencicipi Bitterballen.