Cukup banyak tokoh Indonesia yang jarang atau bahkan tidak pernah diangkat dalam pelajaran sejarah di sekolah. Padahal meskipun bukan seorang pahlawan, tokoh-tokoh tersebut nyatanya memiliki peranan yang cukup penting dalam sejarah Indonesia.
Salah satunya adalah Soe Hok Gie. Soe Hok Gie merupakan tokoh aktivis mahasiswa yang getol mengkritik pemerintahan orde baru. Tulisan-tulisannya yang memuat kritikan terhadap pemerintah sering kali tayang di media cetak. Sifatnya yang kritis terkadang membuatnya berhadapan dengan bahaya.
Gie dikenal sebagai sosok yang cerdas, teguh pendirian, dan berani. Meskipun mendukung pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI), namun Gie sangat mengecam tindakan pembantaian para anggota PKI yang banyak menimbulkan korban jiwa.
Sosok Gie yang melegenda sudah menjadi sosok idola serta inspirasi bagi para pemuda untuk terus berjuang demi keadilan dan kemanusiaan. Buku hariannya yang berjudul Catatan Seorang Demonstran sudah dicetak berulang kali dan telah dibaca serta menjadi inspirasi dari banyak pemuda. Bahkan riwayat hidup Gie pernah diangkat menjadi sebuah film yang diperankan oleh aktor Nicholas Saputra dengan judul “Gie”.
Jika kalian ingin lebih dalam mengetahui tentang sosok Gie, maka buku Seri Tempo yang berjudul “Gie dan Surat-Surat yang Tersembunyi” bisa menjadi buku pembuka yang bagus. Di sini tertulis mengenai kehidupan pribadi Gie, mulai dari masalah percintaan, hobinya mendaki gunung, kesukaannya membaca buku dan menonton film, pandangan politiknya, hingga peristiwa yang merenggut nyawanya di puncak Semeru. Sesuai dengan judulnya, buku ini berisi banyak hal dari surat tersembunyi milik Gie yang belum pernah diterbitkan dalam buku lain.
Semua kisah tentang Gie tersebut terangkum apik dalam bahasa jurnalistik yang ringan. Buku ini bisa menjadi pintu masuk kalian untuk membaca buku-buku tentang Gie lainnya. Sangat cocok dibaca oleh para sejarawan, para pengajar, para mahasiswa, dan bahkan oleh masyarakat umum.
Buku ini cukup tipis, hanya berjumlah 107 halaman. Meskipun buku ini merupakan buku non fiksi, namun bahasa yang digunakan cukup ringan sehingga buku ini bisa dihabiskan dalam waktu sekali duduk saja.