Bagi pencinta band The Beatles, pasti sudah tahu bahwa negara Amerika Serikat memiliki kesan tersendiri bagi musisis legendaris satu ini. Disadur dari histori, Pada 7 Februari 1964, penerbangan Pan Am Yankee Clipper 101 dari London Heathrow mendarat di Bandara Kennedy New York. Penerbangan ini mengantarkan personel band The Beatles ke tanah Amerika. Ini adalah kunjungan pertama The Beatles ke Amerika Serikat. Band rock-and-roll Inggris ini baru saja mencetak hit No. 1 di AS.
Dua hari kemudian, personil band The Beatles seperti Paul McCartney, Ringo Starr, John Lennon, dan George Harrison, membuat penampilan pertama mereka di Ed Sullivan Show, sebuah variety show televisi populer. Disadur dari societyofrock, meskipun sulit untuk mendengar pertunjukan di atas jeritan gadis remaja di penonton studio, diperkirakan 73 juta pemirsa televisi Amerika Serikat, atau sekitar 40 persen dari populasi negara itu, menyetel untuk menonton.
Sullivan segera memesan The Beatles untuk dua penampilan lagi bulan itu. Grup ini membuat penampilan konser publik pertama mereka di Amerika Serikat pada 11 Februari di Coliseum di Washington, D.C., dan dihadiri 20.000 penggemar.
Keesokan harinya, mereka memberikan dua pertunjukan berturut-turut di Carnegie Hall New York. Disambut antusias, polisi bahkan sampai terpaksa menutup jalan-jalan di sekitar aula musik karena histeria penggemar. Pada 22 Februari, The Beatles kembali ke Inggris.
Tur Amerika pertama The Beatles meninggalkan jejak besar dalam memori budaya bangsa. Dengan pemuda Amerika yang siap untuk melepaskan diri dari lanskap budaya nan kaku tahun 1950-an, The Beatles, dengan musik penuh semangat dan pemberontakan yang baik hati, adalah katalisator sempurna untuk perubahan tersebut.
Single dan album mereka terjual jutaan rekaman. Pada satu titik di bulan April 1964, semua lima single terlaris di Amerika Serikat adalah lagu-lagu The Beatles. Pada saat film cerita pertama The Beatles, A Hard Day's Night, dirilis pada bulan Agustus, Beatlemania mewabah di seluruh dunia. Belakangan bulan itu, empat anak laki-laki dari Liverpool kembali ke Amerika Serikat untuk tur kedua mereka dan bermain di arena yang terjual habis di seluruh negeri.