3 Fakta Marley, Film yang Tempatkan Anjing Sebagai Tokoh Sentral

Candra Kartiko | M. Fuad S. T.
3 Fakta Marley, Film yang Tempatkan Anjing Sebagai Tokoh Sentral
Film Marley (twitter @DenniSiregar7)

Seperti yang kita ketahui, di Indonesia masih sangat jarang terdapat film yang mengangkat tentang kisah yang melibatkan binatang sebagai tokoh sentral.

Kebanyakan dari film-film garapan sineas Indonesia, menempatkan menempatkan manusia sebagai tokoh utama, sementara binatang-binatang yang dimasukkan ke dalam film tersebut, tak lebih sebagai pemanis adegan saja.

Namun tidak demikian halnya dengan film Marley ini. Kali ini, yuk kita pelajari fakta-fakta tentang film Marley yang dirilis pada 17 Maret 2022 ini:

1.       Menempatkan Anjing Sebagai Tokoh Sentral

Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, film Marley merupakan salah satu film Indonesia yang berani menempatkan hewan sebagai tokoh sentral dalam film.

Tak hanya itu, sutradara M. Ainun Ridho bahkan berani menempatkan anjing sebagai benang merah dalam filmnya tersebut.

Hal ini tentu saja sebuah hal yang berani, pasalnya, di Indonesia sendiri anjing digolongkan sebagai hewan yang haram berdasarkan agama Islam madzhab Syafi’i yang menjadi mayoritas.

2.       Menggambarkan Kekurangan Sistem Pendidikan di Indonesia

Dalam sebuah adegan, disebutkan dengan gamblang mengenai hal ini. Doni (diperankan oleh Tengku Tezi), yang menjadi sahabat Marley, harus kehilangan pekerjaannya dari sebuah sekolah karena pola pengajaran yang dilakukannya berbeda.

Iya, Doni yang merupakan guru matematika, harus dipecat dari sekolahan tempatnya mengajar karena perbedaan sistem mengajar yang dia lakukan.

Sebuah hal yang sangat buruk, karena menyiratkan bahwa pola mengajar yang dilakukan haruslah sama, bukan berorientasi pada hasil akhir ketercapaian tujuan pembelajaran seperti yang dicanangkan oleh kurikulum nasional.

3.       Mengangkat buruknya praktek jual beli daging anjing

Di sebagian daerah Indonesia, praktek jual beli dan mengkonsumsi daging anjing adalah sebuah hal yang wajar dan menjadi sebuah bagian dari budaya. Namun disini yang dikritisi adalah tentang anjing-anjing yang diperjualbelikan tersebut.

Dalam film Marley, terungkap bahwa praktek jual beli daging anjing terkadang menyasar pada anjing-anjing yang menjadi piaraan orang, selain menyasar pula pada anjing-anjing liar di jalanan. 

Nah, itu dia 3 fakta yang kita dapatkan dari film Marley ini. Berminat untuk menonton film yang menceritakan persahabatan antara manusia dan anjing ini? Pasti akan menarik ya karena kan film-film seperti ini jarang ada di Indonesia.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak