Mendongeng untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Hikmawan Firdaus | Ares Brilatin
Mendongeng untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Potret peserta kelas dongeng.[dokumen pribadi]

Apa sih Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) itu? Bisa tidak ya Anak Berkebutuhan Khusus kita ajak mendongeng?

Minggu, 10 April 2022 komunitas dongeng terbesar di Indonesia, Ayo Dongeng Indonesia menggelar kelas dongeng dengan materi Mendongeng Untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Kegiatan  yang berlangsung secara daring ini merupakan kegiatan bulanan rutin. Sebanyak 43 peserta dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kelas dongeng dengan antusias. 

Kegiatan dimulai tepat pukul 10.00 WIB oleh Ares sebagai MC melalui jumpa maya di aplikasi zoom. Setelah MC membuka acara, dilanjutkan pemaparan materi oleh Agoes Abdoel Rakhman dipandu oleh Rika sebagai moderator. 

Agoes Abdoel Rakhman, pria lulusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, memang sejak awal memilih karier bidang pendidikan luar biasa. Lulus dari pendidikan tinggi, ia bergabung di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jakarta dan menangani murid-murid berkebutuhan khusus. Kini ia menjabat sebagai Direktur Pelaksana Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jakarta. 

Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

peserta 1
Peserta 1.[dok. pribadi]

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan anak yang memiliki karakteristik tak sama dengan anak-anak yang seusia dengannya. Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus tersebut diberikan pendidikan khusus melalui Sekolah Luar Biasa (SLB). Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dikelompokkan atas beberapa kondisi, antara lain:

Tunagrahita merupakan anak-anak yang memiliki tingkat intelegensi di bawah rata-rata. Tunalaras merupakan kondisi di mana seorang anak tidak mampu mengontrol emosi dalam interaksi sosial. Tunarungu adalah kondisi di mana seorang anak mengalami masalah atau hambatan dalam pendengaran.

Tunanetra merupakan kondisi di mana seorang memiliki hambatan dalam hal penglihatan. Tunadaksa adalah kondisi di mana seseorang memiliki masalah dalam gerak. Tunaganda merupakan kondisi di mana seseorang memiliki kondisi kelainan secara ganda, misalnya dari segi intelegensi ditambah dengan masalah penglihatan atau yang lainnya. Kesulitan belajar merupakan kondisi di mana seorang anak memiliki masalah kemampuan psikologis dalam hal berbicara, menulis, penggunaan bahasa dan lainnya.

Anak berbakat merupakan anak-anak yang memiliki IQ hingga 140 yang biasanya memiliki bakat kreatif khusus, pola pikir lebih kreatif, intelegensi yang tinggi, memiliki pola pikir abstrak dan sebagainya. Anak autis yakni kondisi di mana anak mengalami masalah gangguan berbahasa yang disebabkan adanya masalah pada otak. Hiperaktif atau yang saat ini dalam istilah medis disebut dengan ADHD (Attention Deficit Disorder).

Yang Perlu Diperhatikan Pendongeng

peserta 2
Peserta 2.[dok. pribadi]

Nah, jika ingin mendongeng untuk Anak Berkebutuhan Khusus apakah bisa? Mengingat kondisi mereka yang memiliki kekurangan fisik atau kecerdasan berpikir. Menurut Agoes, semua anak pada dasarnya sama. Mereka senang mendengarkan cerita. 

Leboh lanjut Agoes menjelasakan, memang diperlukan persiapan khusus saat akan mengadakan kegiatan mendongeng untuk Anak Berkebutuhan Khusus, Jika mendongeng ke komunitas, yayasan, atau panti ABK, harus melakukan observasi terlebih dahulu. Observasi bertujuan untuk mengenal lingkungan tempat kita mendongeng dan karakteristik ABK yang akan berinteraksi dengan pendongeng. Ibaratnya observasi ini mencegah jangan sampai datang salah kostum.

Melalui talkshow dan tanya jawab bersama peserta kelas dongeng, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mendongeng untuk ABK yang disampaikan Agoes, diantaranya:

1. Pembawaan dan gaya mendongeng dari pendongeng disesuaikan dengan kondisi ABK yang menyimak dongeng. Sebagai contoh, jika ABK merupakan tunanetra maka pendongeng bisa memaksimalkan kekuatan bercerita melalui audio. Sebaliknya, jangan gunakan media visual seperti gambar, poster, atau media visual lainnya. Gunakan media audio seperti suara, musik, atau benda konkrit tiga dimensi yang dapat disentuh atau diraba ABK.

2. Untuk mencegah hal yang tidak kondusif, sebaiknya hindari mendongeng dengan suara keras seperti teriakan tiba-tiba yang dapat membuat ABK takut dan tantrum. 

3. Jangan ragu mengajak ABK berinteraksi.

4. Pelajari atau tanyakan pada pendamping ABK mengenai isyarat-isyarat yang dapat digunakan untuk mengajak ABK berinteraksi.

5. Ketahui norma yang berlaku di tempat ABK melalui wawancara dengan pendamping.

6. Cobalah mengenal ABK yang akan diajak mendongeng agar pendongeng dapat diterima kehadirannya oleh ABK.

Jadi, kesimpulan yang dapat diambil dari paparan narasumber berdasarkan tanya jawab bersama peserta adalah Anak Berkebutuhan Khusus bisa diajak mendongeng seperti anak-anak pada umumnya dengan teknik mendongeng khusus, disesuaikan dengan kondisi ABK.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak