Ulasan Buku 'Negeri 5 Menara' Karya A.Fuadi

Candra Kartiko | Martina Mulia Dewi
Ulasan Buku 'Negeri 5 Menara' Karya A.Fuadi
Novel 'Negeri 5 Menara' karya A.Fuadi. (doc.pribadi/martinamuliadewi)

Novel karya A.Fuadi, "Negeri 5 Menara" adalah sebuah novel yang menggugah jiwa apalagi untuk kalangan muda yang sedang menggebu menggapai mimpinya. Novel ini menceritakan  tentang kisah persahabatan antara 6 orang dari berbagai pelosok negeri Indonesia nun jauh di sana. 

Enam sahabat ini bernama Alif Fikri Chaniago dari Maninjau, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, Baso Salahuddin dari Gowa. Keenam sahabat ini saling bahu-membahu membantu sesama untuk beradaptasi dengan dunia baru yang sedang dihadapi. Mereka masuk ke sebuah pondok pesantren setingkat SMA di Jawa Timur yaitu Pondok Madani (PM). Persahabatan ini mereka sebut dengan Sohibul Menara. 

Novel ini menceritakan begitu rinci tentang hari-hari mereka selama di pondok. Selain itu, penulis juga memberikan gambaran tentang bagaimana anak-anak muda ini menghabiskan masa mudanya dengan kegiatan yang penuh manfaat dan mengasah potensi yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya.

Di Pondok Madani adalah gambaran sebuah lingkungan yang sangat mendukung berbagai potensi lahir. Teori dan praktik dalam keseharian selalu berdampingan diberikan. Sehingga setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengasah potensinya. Saat terjun ke masyarakat, nilai-nilai yang tertanam di PM begitu terlihat. 

"Man Jadda Wajada" ini adalah sebuah mantra yang melecut semangat setiap orang untuk bersungguh-sungguh dalam mengusahakan sesuatu. Artinya adalah barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil. Motivasi yang tiada henti dari guru, kakak kelas, dan berbagai pihak di lingkungan PM tentu saja menjadi penguatan yang luar biasa untuk anak-anak muda yang sedang mencari jati dirinya.

Salah satu motivasi yang menjadi pemantik untuk mereka terus belajar adalah nasihat dari Kiai Rais, "Anak-anakku, ilmu bagai nur, sinar. Dan sinar tidak bisa datang dan ada di tempat yang gelap. Karena itu, bersihkan hati dan kepalamu, supaya sinar itu bisa datang, menyentuh dan menerangi kalbu kalian semua.”

Para Sohibul Menara ini pada akhirnya menjadi anak-anak muda yang punya visi besar dalam hidupnya. Punya mimpi, cita-cita yang terus menghidupkan mereka untuk terus berusaha menggapainya. Buku ini benar-benar akan menjadi pemantik untuk siapa saja yang bersungguh-sungguh mengusahakan sesuatu. Kekuatan Man Jadda Wajada akan mengisi kembali semangat di dalam diri setelah membaca buku ini. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak