Rasanya sangat mustahil bila kita mendambakan sesuatu yang sempurna di dunia ini. Biasanya, ada saja kekurangan yang akan kita jumpai. Misalnya, dalam mencari pasangan hidup yang sempurna, meskipun satu sama lain memiliki keococokan hobi dan karakter, ada saja kekurangan masing-masing yang kadang membuat satu sama lain terjadi cekcok dan menuai konflik.
Oleh karena itulah, penting bagi setiap orang untuk merenungi diri, bahwa tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Yang mestinya kita lakukan adalah berusaha menghormati dan menoleransi setiap perbedaan yang ada. Hal-hal yang berseberangan dengan pemikiran kita, tak perlu membuat kita sampai bertikai dengan sesama. Hindarilah berkonflik dengan orang lain.
Selain itu, berusahalah untuk selalu menjadi pribadi baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang-orang di sekeliling kita. Ini memang tak mudah, tapi bukan hal yang mustahil, dan kita harus selalu berupaya untuk mengupayakannya.
Bicara tentang ketidaksempurnaan,ada penjelasan menarik yang saya temukan dalam buku berjudul ‘Big Magic: Perburuan Menemukan Kehidupan Kreatif’ karya Elizabeth Gilbert:
Kita sebaiknya mengerti bahwa hasrat untuk menjadi sempurna hanya membuang-buang waktu karena tidak ada yang akan lepas dari kritik. Tak peduli berapa lama waktu yang telah kau habiskan untuk membuat sesuatu tanpa cacat, seseorang akan selalu bisa menemukan kesalahanmu. (Ada orang-orang di luar sana yang masih menganggap simfoni Beethoven agak terlalu, kau tahu, kampungan).
Adakalanya, kau benar-benar harus menyelesaikan pekerjaanmu dan menerbitkan seadanya—hanya dengan begitu kau bisa melanjutkan tugasmu membuat karya lain dengan hati gembira dan yakin. Itulah yang penting. Atau, seharusnya begitu.
Keluarkanlah apa yang ada di dalam dirimu, baik itu kesuksesan atau kegagalan. Lakukanlah meskipun hasil akhirnya (kenang-kenanganmu) adalah barang tidak berguna atau emas. Lakukanlah meskipun kritikus akan menyukaimu atau membencimu—atau meskipun kritikus tidak pernah mendengar tentangmu dan mungkin tidak akan pernah mendengar tentangmu. Lakukanlah meskipun orang-orang mengerti atau tidak mengerti (halaman 178).
Menurut Elizabeth Gilbert, apa yang kau lakukan tidak harus sempurna, dan kau tidak harus menjadi seperti Plato. Semua itu hanya naluri, pengalaman, atau misteri. Jadi, mulailah. Mulailah dari mana saja. Lebih baik lagi jika dari sekarang. Dan, jika kemenangan besar yang secara kebetulan menantimu di sana, biarkan ia menemukanmu. Keraslah dalam bekerja, dan tetaplah waras.
Buku terbitan Kaifa Mizan (2017) ini sangat bagus dibaca dan bisa menjadi penyemangat atau motivasi bagi para pembacanya.