Novel yang terinspirasi dari kisah nyata biasanya menarik dan banyak hikmah yang bisa dipetik darinya.
Salah satu novel yang terinspirasi dari kisah nyata misalnya berjudul “Rumah Mande” karya Irhayati Harun dan Uda Agus yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo (2013).
Novel tersebut mengambil setting di daerah Padang, Sumatera Barat. Berkisah tentang seorang Mande (ibu) yang bersikukuh tetap tinggal di kampung kelahirannya. Meski sendirian, karena ketiga anaknya bermukim di luar daerah.
Sebenarnya, Mande memiliki empat anak, tapi salah satu anaknya yang bernama Bintang sudah meninggal dunia. Begitu juga dengan Abak (ayah), suaminya Mande, juga telah berpulang ke haribaan-Nya.
Kisah dimulai ketika Upik, anak bungsu perempuan Mande harus meninggalkan Mande di kampung halamannya. Hal ini lantaran Upik akan melanjutkan kuliahnya ke Jakarta, di salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Mande menolak saat diajak ikut serta ke Jakarta, agar tinggal bersama di tempat kos Upik, atau di tempat kedua abangnya yakni Rusli dan Hilman.
Tawaran Upik agar Mande menjual rumah dan tinggal di Jakarta ditolaknya mentah-mentah. Mande sangat mencintai rumah tempat di mana anak-anak Mande lahir dan dibesarkan. Di rumah itu, ada begitu banyak kenangan yang tak ingin Mande hapus dengan cara menjual atau merehabnya.
Singkat cerita, Upik akhirnya melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia. Sementara Mande tetap tinggal di kampung halamannya sendirian. Hingga pada suatu hari, sebuah kabar mengejutkan datang. Ranah Minang berduka.
Telah terjadi gempa dahsyat berkekuatan 7,6 pada skala Richter mengguncang provinsi Sumatera Barat, tepatnya di kota Padang Pariaman. Banyak rumah yang sudah rata dengan tanah, terutama daerah kampung dalam Pariaman.
Upik yang baru pulang kuliah dan menyaksikan kabar terjadinya gempa di tanah kelahirannya melalui berita di televisi tersebut sontak panik dan teringat pada Mande atau ibu kandungnya. Dia pun segera menghubungi kedua abangnya, Rusli dan Hilman.
Singkat cerita, Upik kembali ke kampung halaman untuk memastikan kondisi Mande-nya. Rumah Mande memang telah hancur dan rata dengan tanah, tapi untunglah Mande selamat. Mande begitu terpukul dengan hancurnya rumah yang penuh dengan kenangan tersebut.
Akhirnya, setelah dibujuk, Mande pun menurut pada Upik agar tinggal di Jakarta saja. Kisah Mande bersama anak-anaknya di ibu kota tentu masih panjang dan penuh liku. Salah satu ujian yang harus dihadapi oleh mereka ialah ketika Mande terserang penyakit ganas dan harus mendapatkan perawatan serius.
Salah satu hikmah yang bisa dipetik dari novel ini adalah tentang perjuangan seorang ibu yang begitu besar dalam membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih dan sayang. Semoga ulasan ini bermanfaat.