Bintang: Buku Ke-4 dari Serial Bumi

Candra Kartiko | Martina Mulia Dewi
Bintang: Buku Ke-4 dari Serial Bumi
Novel Bintang-Tere Liye. (Doc. Pribadi/martinamuliadewi)

Tak disangka, semakin ke belakang serial Bumi ini semakin seru untuk dinikmati. Pantas saja novel remaja karya Tere Liye ini mengundang penasaran bagi banyak orang bagaimana akhir ceritanya nanti. Namun ternyata hingga buku keempat ini, selalu ada hal yang baru dan menakjubkan dari novel fantasi ini. Ingin membacanya lagi dan lagi. Mengingat masih ada belasan serial yang harus dirampungkan. 

Oke langsung saja aku berikan spoiler sedikit tentang isi dari novel keempat serial Bumi ini. Dengan tiba-tiba, Raib, Seli, dan Ali muncul di rumah Ilo dan menceritakan tentang petualangan mereka di Klan Bintang. Mereka membawa pesan penting yang harus disampaikan kepada Av, Miss Selena, dan semuanya. Miss Selena dan Av sudah memperingatkan ketiga sahabat itu untuk tidak menggunakan Buku Kehidupan untuk melintasi portal antarklan, tetapi apa yang terjadi? Mereka justru berpetualang di klan bintang tanpa sepengetahuan siapa pun. Nyatanya mereka memang pergi ke Klan Bintang secara manual dengan bantuan ILY, pesawat super canggih yang dirancang si jenius Ali. 

Mereka kemudian bercerita tentang Kota Zaramaraz, pertemuan dengan Faar, Laksamana Laar, Kaar, dan Meer. Lalu inti pesan penting yang dibawa mereka adalah Sekretaris Dewan Kota memiliki rencana untuk meruntuhkan salah satu pasak bumi. Itu artinya tiga klan permukaan akan musnah. Hal ini sama saja seperti pernyataan perang. Maka semua yang hadir di situ menyusun rencana untuk menggagalkan upaya Sekretaris Dewan Kota tersebut. 

Petualang seru berikutnya terus berlanjut. Mereka menyiapkan armada dan banyak hal lainnya untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Perlu strategi jitu untuk menghadapi musuh-musuh di Klan Bintang seperti Robot Z yang tangguh. 

Seperti biasa, Miss Selena yang akan mengurus perizinan di sekolah Raib, Seli, dan Ali. Sebulan lalu mereka sudah pergi ke Klan Bintang. Dan hari Sabtu ini, mereka akan berpetualang lagi ke sana. Sepuluh anggota Pasukan Bayangan dan Pasukan matahari akan membersamai mereka dalam petualangan seru ini. Mereka segera menuju ke Ruangan Padang Rumput Klan Bintang dengan Buku Kehidupan. Dan petualangan pun dimulai. 

Berbagai peristiwa terjadi di sini. Meer yang menghilang entah kemana dari padang rumput, petualangan mereka menyusuri lorong-lorong kuno yang bahkan sangat mengancam keselamatan mereka. Rombongan ini harus menghadapi pergantian empat musim yang hanya satu jam saja. 60 detik musim semi, panas, dan gugur, sedangkan 59 menit sisanya adalah musim dingin dengan badai salju yang tiada henti. Di sini mereka kehilangan Panglima Barat Sad yang berkorban untuk keselamatan tim. 

Petualangan berlanjut, mereka akhirnya mendarat di Padang Sampah bertemu dengan Bhaar dan Baar juga para penghuni Padang Sampah lainnya. Dari sinilah mereka mendapatkan petunjuk tentang kemungkinan pasak bumi yang akan diruntuhkan. Titik demi titik superplume mulai ditemukan dan mereka jelajahi. 

Pasak demi pasak telah mereka jelajahi dengan berbagai rintangan yang harus mereka lalui. Namun apa yang terjadi? Di tengah misi mereka mencegah kehancuran empat klan dan demi keberlangsungan hidup semua makhluk di dunia paralel, justru merekalah yang melepaskan “musuh besar”nya. Penjara Bayangan di Bawah Bayangan ternyata ada di Klan Bintang. Pasti tahu kan siapa “musuh besar” itu? Awal babak baru petualangan Raib, Seli, dan Ali ternyata baru dimulai dari sini. Nantikan ulasan buku serial Bumi berikutnya ya :)

Bintang | 2017 | Tere Liye | Penerbit Gramedia Pustaka Utama | 380 Halaman.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak