Tidak hanya di Indonesia, dupa dan ritus spiritual dan pemujaan dianggap mempunyai hubungan yang kental. Di mana ada ritual, di situ ada dupa yang dibakar. Tapi apakah dupa memang diperuntukkan bagi penggunaan ritual saja? Asal-usul dupa bisa bermula dari Mesir kuno, lalu menyebar ke China dan sampai ke Jepang sekitar tahun 595 M pada masa pemerintahan Permaisuri Suiko.
Bagaimana sejarah dupa di Jepang dan serba-serbinya? Informasi dari The J Beauty akan menjawab pertanyaan kamu.
Sejarah Dupa di Jepang
Impor dupa dari China dan negara lainnya sejalan dengan masuknya ajaran Buddha di Jepang. Kayu gaharu dan kayu cendana dibakar bersama rempah untuk menciptakan suasana yang sakral pada momen ritual kuil Buddha.
Pada zaman Nara antara tahun 710-780M, istana kekaisaran terinspirasi untuk membakar dupa seperti di kuil untuk penggunaan pribadi. Aroma dupa mengharumkan ruangan, pakaian, rambut, dan kamar Kaisar.
Dupa tidak hanya digunakan untuk mensucikan abdi dalem dan lingkungan Istana Kekaisaran, tapi juga menjadi simbol budaya tinggi dan kehalusan cita rasa. Semakin zaman berkembang, banyak orang membuat permainan menebak aroma dupa. Para bangsawan yang memainkan permainan ini merasa terhibur.
Apa Itu Koh-do “Way of Fragrance”?
Yang kita tahu, dupa berbentuk stik panjang yang akan ditancapkan pada wadah dupa saat pemujaan. Akan tetapi, di masa lalu dupa berbentuk gundukan bubuk pada wadah khusus. Nah, pada masa Muromachi sekitar tahun 1336-1573, dupa lebih merakyat, tidak hanya dipakai di istana Kaisar dan rumah-rumah bangsawan. Rumah-rumah kelas samurai pun menerapkan ritual membakar dupa untuk mengharumkan baju zirah.
Selain itu, mereka membakar dupa untuk membersihkan tubuh, jiwa, dan pikiran sebagai langkah persiapan dalam menghadapi pertempuran.
Di Jepang, terminologi Koh-do yang juga dikenal dengan ritual ‘Way of Incense’ merambah upacara minum teh sado dan seni halus lainnya yang disesuaikan dengan etiket, adat istiadat dan formalitas yang
Dupa semakin populer di tengah masyarakat, termasuk di kalangan intelektual seperti penulis, seniman, bahkan para tuan tanah dan pedagang. Mereka menjunjung tinggi kode penghargaan wewangian dupa dengan penuh penghormatan.
Koh-do disebut mempunyai sepuluh kebajikan fisik dan psikologis, meningkatkan kesadaran mental, mengasah meditasi, dan membawa komunikasi transenden. Semakin populernya dupa, semakin banyak perbaikan dalam penggunaan dupa. Tidak hanya dalam bentuknya, wadah dupa juga ikutan mengalami perkembangan. Wadah dupa yang disebut koro adalah wadah ikonik yang dianggap penting.
Penggunaan Modern Dupa Jepang
Ritual Koh-go memang sudah jarang dilakukan di Jepang. Tapi penggunaan dupa tidak hilang. Di masa sekarang, dupa digunakan untuk relaksasi dan ketenangan. Di antara semua jenis dupa jepang, senko adalah yang paling terkenal. Senko atau dupa batang praktis digunakan dan mudah saat dibakar.
Untuk penggunaan yang lebih praktis, banyak seniman Jepang yang membuat wadah dupa dari berbagai material, bentuk dan ukuran. Ada wadah dupa yang terbuat dari kuningan berbentuk kubus, bulat, dan lain-lain.
Nah, di Indonesia kawan kiwari pun dupa tetap digunakan. Bermeditasi menggunakan dupa meningkatkan fokus dan ketenangan. Aroma dupa juga membuat suasana hati lebih stabil, indera lebih peka, dan pikiran lebih tenang.
Ritual pemurnian seperti Koh-do membawa rasa stabil dan kebersihan jiwa kepada mereka yang melakukannya. Siapa yang masih beranggapan bahwa dupa identik dengan pemanggilan arwah ritual klenik?