Kemajuan teknologi dirgantara tentunya selalu bersamaan dengan kemajuan teknologi dari masa ke masa. Sejak penciptaan pesawat bermesin pada awal abad ke-20 silam, teknologi penerbangan baik untuk kepentingan sipil maupun militer terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Penggunaan pesawat untuk kegiatan militer tentunya memiliki beragam fungsi dan keperluan tergantung dengan misi yang diemban. Mulai dari misi kargo atau angkut pasukan, misi tempur hingga misi pengintaian atau pemboman.
Sepanjang sejarah konflik antar umat manusia, pesawat bomber (bomber aircraft) diibaratkan sebagai salah satu jenis pesawat yang ditakuti selain pesawat tempur (fighter aircraft). Pesawat yang notabene memiliki ukuran yang cukup besar dengan muatan (payload) yang besar pula ini selalu menjadi momok setiap kubu apabila pihak lawan memiliki pesawat dengan tipe ini.
Meskipun di era sekarang peran pemboman dapat dilakukan dengan jet tempur konvensional atau yang lebih dikenal dengan jenis Multirole Combat Aircraft (MRCA), akan tetapi penggunaan pesawat bomber masih digunakan oleh beberapa negara dengan militer besar di dunia dengan berbagai alasan. Bahkan, pesawat jenis ini selalu mengalami modernisasi dari masa ke masa. Kali ini kita akan sedikit mengulas beberapa alasan mengapa pesawat bomber masih digunakan hingga hari ini.
1. Memiliki Daya Jelajah Tinggi
Beberapa negara besar seperti Amerika Serikat, Russia dan Cina hingga hari ini masih mengoperasikan, bahkan melakukan perancangan pesawat bomber jenis baru dengan dilengkapi beragam teknologi mutakhir. Salah satu alasan mengapa negara-negara tersebut masih tetap memproduksi pesawat bomber adalah karena daya jelajah pesawat bomber cukup jauh daripada pesawat tempur konvensional. Bahkan, daya jelajah tersebut masih tergolong cukup jauh meski tidak melakukan pengisian bahan bakar di udara (air refueling).
Hal ini dikarenakan ukuran pesawat bomber yang notabene cukup besar sehingga memiliki daya tamping bahan bakar yang cukup besar pula. Kita ambil contoh pesawat bomber tertua Amerika Serikat yakni B-52 ‘Stratofortress’ memiliki radius tempur sekitar 14.000 km, dibandingkan dengan pesawat tercanggih milik Amerika Serikat saat ini yakni F-35 ‘Lightning II’ yang hanya memiliki radius tempur sekitar 1.200 km. Tentunya pesawat bomber lebih memiliki keunggulan telak dalam daya jangkauan daripada jet tempur era modern.
2. Daya Muat Persenjataan Yang Besar
Penggunaan pesawat bomber yang utama tentunya adalah melakukan pemboman strategis ke wilayah lawan, baik dengan menggunakan bom atau rudal jelajah berhulu ledak konvensional ataupun berhulu ledak nuklir. Hal ini membuat rancangan pesawat bomber selain memiliki ukuran yang cukup besar juga memiliki daya angkut persenjataan (payload) yang cukup besar pula. Salah satu contoh pesawat bomber dengan payload terbesar yakni TU-160. Dilansir dari wikipedia.com, pesawat bomber kebanggaan Russia ini memiliki daya angkut sebesar 45.000 kg.
Umumnya bom sebagai persenjataan utama tersebut disimpan dalam sebuah tempat yang dikenal dengan nama bomb bay. Namun, pesawat bomber tersebut juga dapat dipasangi beberapa rudal yang umumnya merupakan rudal jelajah pada bagian hardpoint di kedua sisi sayap. Bom tersebut tentunya cukup beragam, mulai dari bom konvensional, bom atau rudal berpemandu atau bahkan bom maupun rudal nuklir. Dengan kemampuan membawa persenjataan nuklir tersebut tentunya membuat kemampuan merusak pesawat bomber sangat besar.
3. Masih Memiliki Efek Deteren Yang Besar Dalam Peperangan
Keberadaan pesawat bomber yang meskipun sudah digunakan sejak lebih dari 100 tahun yang lalu ternyata masih memiliki efek deteren atau penggentar bagi pihak lawan. Meskipun kini hanya ada 3 negara yang mengoperasikan beberapa jenis pesawat bomber yakni Amerika Serikta dengan B-52, B-1 ‘Lancer’ dan B-2 ‘Spirit', Rusia dengan TU-95, TU-22M dan TU-160 dan Cina yang mengoperasikan Xian H-6, nyatanya pesawat bomber masih ditakuti di perang era modern ini.
Hal ini dikarenakan pesawat bomber memiliki daya rusak paling tinggi meskipun dalam pengoperasiannya harus dikawal oleh beberapa jet tempur. Belum lagi di era modern ini mulai dikembangkan pesawat bomber yang memiliki kemampuan siluman (stealth) semacam B-2 yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Bahkan, beberapa pesawat bomber tua era perang dingin semacam TU-95, TU-22M dan TU-160 milik Rusia, B-52 dan B-1 milik Amerika Serikat diprediksi akan terus beroperasi hingga periode tahun 2040 atau 2050.
Diprediksi pengembangan jenis pesawat bomber akan terus dilakukan dalam kurun beberapa dekade mendatang mengingat pesawat tersebut memiliki berbagai keunggulan yang tidak bisa disamai oleh jenis pesawat lain di era sekarang. Bahkan, tidak mungkin pesawat bomber akan terus berevolusi dengan menggunakan teknologi-teknologi terbaru di masa mendatang.
Video yang Mungkin Anda Suka.