Ulasan Novel Girls: Kisah Dua Sahabat yang Terobsesi Menyaksikan Kematian

Ayu Nabila | Alfanni Nurul
Ulasan Novel Girls: Kisah Dua Sahabat yang Terobsesi Menyaksikan Kematian
Cover Novel Girls (Penerbit Haru)

Girls atau dalam judul aslinya Shojo merupakan karya Minato Kanae yang diterbitkan tahun 2009 dan diterbitkan dalam terjemahan bahasa Indonesia pada November 2022 oleh Penerbit Haru. Girls dapat dikatakan bergenre fiksi misteri dengan bumbu psikologi. Plot novel ini mengikuti kisah Yuki dan Atsuko yang terobsesi menyaksikan kematian. Hal tersebut dipicu setelah mendengarkan cerita teman sekelas mereka yang bernama Shiori melihat temannya menjadi mayat.

Dari situ, Yuki dan Atsuko menyusun rencana untuk menyaksikan kematian tanpa saling tahu di antara keduanya. Selama liburan musim panas, Yuki memutuskan menjadi sukarelawan pembaca bagi anak-anak yang sakit dan orang tua sedangkan Atsuko memilih menjadi sukarelawan di panti jompo. Keduanya berharap dapat menyaksikan kematian dengan berada di antara orang-orang yang dekat dengan kematian.  

Novel Girls mengambil sudut pandang orang pertama, yaitu versi Yuki dan Atsuko. Yuki sendiri digambarkan sebagai gadis dingin dan cuek. Sedangkan Atsuko, gadis yang selalu insecure dengan dirinya sendiri. Keduanya berteman sejak di bangku Sekolah Dasar dan berlanjut hingga SMA. Sepanjang cerita pembaca akan diajak mengikuti perjalanan Yuki dan Atsuko agar dapat menyaksikan kematian dan memahami isi pikiran kedua sahabat tersebut yang saling menaruh asumsi tak berdasar satu sama lain. Satu hal kesamaan mereka, pikiran gila untuk menyaksikan kematian. 

BACA JUGA: Sego Sambel Cak Uut Malang, Nikmati Kuliner Nusantara Bersama Keluarga

Novel berjumlah 344 halaman ini menawarkan plot cerita yang menarik. Namun, buku ini memiliki trigger warning dan diperuntukkan untuk pembaca berumur 15 tahun ke atas. Banyak isu yang cukup sensitif disinggung, seperti bunuh diri, pelecehan seksual, mental illness, dan perundungan. Kelebihan novel Girls ide sang penulis yang mengeksplorasi pikiran-pikiran jahat manusia. Terkesan fiksi tetapi tidak ada yang tahu dengan isi pikiran setiap manusia. Selain itu, narasinya mudah dipahami dan jarang menyisipkan istilah asing yang seringkali ada pada novel terjemahan.

Namun, pembaca mungkin sedikit bingung membedakan narasi antara Yuki dan Atsuko. Apalagi mengambil sudut pandang orang pertama sehingga di awal sedikit bingung tokoh “aku” yang dimaksud, apakah Yuki atau Atsuko. Seiring berjalannya cerita, pembaca akan mulai bisa membedakan apalagi pola penceritaan Minato Kanae sering mengambil sudut pandang tokoh utamanya. Secara keseluruhan novel Girls cocok bagi pembaca yang suka dengan genre misteri atau psychological thriller

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak