Pada tanggal 23 Mei tahun 2023 kali ini kembali diperingati sebagai Hari Kura-kura Sedunia atau World Turtle Day. Melansir dari situs National Today, peringatan yang mulai dilakukan sejak tahun 2002 tersebut merupakan bentuk kampanye pelestarian beragam jenis kura-kura yang ada di bumi. Jenis kura-kura tersebut juga termasuk kura-kura darat, kura-kura akuatik atau penyu dan jenis kura-kura semi akuatik.
Kampanye dan peringatan hari kura-kura ini terutama menyoroti tentang menurunnya beberapa spesies kura-kura dan penyu di dunia. Satwa yang bisa dibilang sudah ada sejak lama tersebut dan memiliki masa hidup yang panjang ini memiliki peran yang cukup penting bagi kelangsungan ekosistem. Selain itu, hewan yang terkenal memiliki cangkan yang keras ini juga memiliki beberapa fakta unik yang menarik untuk disimak. Berikut 3 fakta unik dari hewan kura-kura.
1. Stinkpot Turtle Dinobatkan Sebagai Kura-kura Terkecil Di Dunia
Jika sebagian besar masyarakat mungkin cukup familiar dengan kura-kura seperti kura-kura hijau yang mampu tumbuh besar dengan diameter sebesar 30 cm, maka ada kura-kura yang dinobatkan sebagai kura-kura terkecil di dunia. Kura-kura tersebut merupakan Stinkpot Turtle atau Common Musk Turtle. Kura-kura yang memiliki nama latin Sternotherus odoratus menjadi spesies kura-kura terkecil di dunia. Melansir dari buku “A Field Guide to Reptiles and Amphibians of Eastern and Central North America, Second Edition”, kura-kura yang termasuk jenis semi akuatik tersebut hanya mampu tumbuh dengan ukuran panjang antara 5-14 cm atau hanya sebesar telapak orang dewasa.
Kura-kura yang pertama kali ditemukan pada abad ke-19 tersebut memang dikenal sebagai kura-kura terkecil di dunia. Meskipun berukuran cukup kecil, kura-kura ini diketahui dapat memanjat ranting dan batang pohon hingga setinggi 2 meter yang hanyut ke dalam perairan habitatnya. Kura-kura ini tergolong hewan omnivore yang mampu memakan alga, tanaman air, ikan-ikan kecil, beragam jenis crustacea bahkan juga sering ditemukan memakan amfibi seperti katak.
2. Perburuan Kura-kura Sudah Dilakukan Sejak Ribuan Tahun Lalu
Salah satu faktor menurun dan punahnya beberapa spesies kura-kura dan penyu di dunia adalah adanya perburuan liar dari 2 jenis satwa yang masih berkerabat tersebut. Melansir dari artikel dalam Journal of the American Oriental Society, perburuan kura-kura sudah dilakukan sejak ratusan hingga ribuan tahun yang lalu. Perburuan spesies kura-kura dan penyu tersebut tersebar di beberapa kawasan di Asia, Afrika bahkan di beberapa daerah di Amerika latin.
Perburuan kura-kura dan penyu di beberapa daerah guna mendapatkan daging, telur dan tempurung kura-kura tersebut. Daging kura-kura dan penyu dipercaya memiliki khasiat obat di beberapa kultur masyarakat. Untuk cangkangnya biasanya digunakan sebagai hiasan atau untuk ritual keagamaan tertentu. Sedangkan telur kura-kura dikonsumsi dan dipercaya memiliki manfaat untuk kesehatan. Bahkan, hingga hari ini penyu dan kura-kura masih sering ditemui sebagai bahan konsumsi baik yang masih aman statusnya maupun yang telah dalam status terancam punah.
BACA JUGA: 4 Rekomendasi Tempat Makan Enak di Jakarta, Cocok Didatangi dengan Keluarga
3. Menjadi Hewan yang Dikeramatkan
Meskipun seringkali diburu, akan tetapi ternyata dalam beberapa kebudayaan kura-kura dan penyu juga menjadi hewan yang dikeramatkan atau memiliki petuah tersendiri. Salah satunya adalah dari orang-orang Moche di Peru yang memuja beberapa jenis kura-kura laut sebagai dewa atau penyeimbang lautan. Melansir dari artikel “The Spirit of Ancient Peru:Treasures from the Museo Arqueológico Rafael Larco Herrera”, kura-kura laut tersebut diceritakan memiliki ukuran yang cukup besar. Bahkan, dikisahkan dapat berukuran sebesar pulau sehingga para pelaut bisa mendarat di atas tempurungnya dan menyalakan api unggun.
Nah, itulah beberapa fakta unik dan menarik dari kura-kura dan penyu. Sebagai salah satu hewan yang dapat berumur panjang, kura-kura dan penyu tentunya berperan cukup penting dalam keseimbangan ekosistem di alam. Pentingnya menjaga kelestarian spesies tersebut juga memiliki manfaat dalam menjaga keseimbangan ekosistem di masa depan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS