Perang di medan laga Ukraina kembali bergejolak pada beberapa minggu terakhir. Melansir dari situs Indomiliter, pihak Ukraina kembali melakukan beberapa penyerangan kepada Rusia dalam perang Rusia-Ukraina. Salah satu rudal tercanggih yang digunakan oleh pihak Ukraina tersebut diketahui digunakan untuk membombardir posisi Rusia yang berada di kawasan Luhanks yang merupakan daerah Ukraina yang diduduki oleh Rusia.
Melansir pula dari kanal berita Reuters, pihak Rusia mengklaim rudal Storm Shadow yang disokong oleh pihak barat telah digunakan untuk menggempur posisi Rusia di Luhanks. Rudal ini menargetkan beberapa markas militer, depot amunisi dan beberapa instalasi militer milik Rusia di wilayah tersebut. Meskipun diklaim pula beberapa rudal berhasil diintercept atau dicegat, akan tetapi kerusakan yang dihasilkan oleh rudal tersebut membuat pihak Rusia sedikit terganggu dalam melakukan operasi militernya.
Rudal yang Dikrim oleh Pihak Inggris Kepada Ukraina
Rudal Storm Shadow memang menjadi salah satu alutisista yang cukup merepotkan pihak Rusia dalam beberapa waktu ke belakang ini. Rudal yang meruapakan salah satu rudal tercanggih yang diberikan oleh pihak barat kepada Ukraina dalam perang melawan Rusia. Melansir dari situs Reuters, Inggris menjadi pihak yang mengirimkan rudal tersebut kepada Ukraina. Rudal Storm Shadow tersebut diketahui diluncurkan dari pesawat tempur MiG-29 milik Ukraina yang telah dimodifikasi sehingga mampu meluncurkan rudal serangan darat buatan blok barat tersebut.
Rudal yang dikategorikan sebagai Long-ranged Air-launched Cruise Missile tersebut memang menjadi salah satu rudal yang cukup dikhawatirkan oleh pihak Rusia. Rudal yang diproduksi sejak tahun 2002 oleh konsorsium Inggris dan Prancis tersebut memang dikenal menjadi salah satu rudal jelajah jarak jauh yang turut dikirimkan Inggris kepada Ukraina. Akan tetapi, pihak Inggris membatasi penggunaan rudal tersebut hanya sebatas di wilayah Ukraina yang diperebutkan oleh Ukraina dan Rusia. Sedangkan penyerangan di wilayah Rusia sendiri tidak diperbolehkan menggunakan rudal tersebut.
BACA JUGA: Pantai Watu Leter, Tempat Wisata Air di Malang dengan Panorama Alam Indah
Merupakan Rudal Berkemampuan Siluman (Stealth)
Salah satu kecanggihan dari rudal Storm Shadow tersebut adalah desainnya yang memiliki kemampuan siluman atau stealth. Melansir dari situs MBD Missile System, rudal yang diberi nama SCALP-EG (Système de Croisière Autonome à Longue Portée – Emploi Général) dalam penamaan Prancis tersebut didesain sebagai peluru kendali berkemanpuan siluman. Rudal yang diluncurkan melalui kendaraan udara seperti jet tempur dan pesawat bomber ini mulai pertama kali digunakan saat konflik militer di Irak dan Afghanistan pada tahun 2003 silam.
Rudal ini diketahui memiliki jarak jelajah sejauh 550 km untuk varian originalnya. Sedangkan untuk versi ekspornya rudal ini justru hanya memiliki jarak jelajah sekitar 250 km. Hal ini tentunya cukup lumrah dalam lini produksi varian ekspor karena untuk mengurangi kemungkinan rudal tersebut jatuh ke pihak lawan atau dilakukan rekayasa balik (reveerse-engineering) secara ilegal oleh pihak-pihak tertentu.
Mampu Digunakan Dari Pesawat Dassault Rafale
Salah satu keunggulan dari rudal jelajah ini adalah mampu digunakan dari pesawat jet tempur. Hal ini dikarenakan berat rudal ini hanya sekitar 1.300 kg yang memungkinkannya dibawa oleh jet tempur sekelas Dassault Mirage 2000, Panavia Tornado atau Dassault Rafale. Bahkan, saat digunakan oleh pihak Ukraina rudal tersebut mampu diluncurkan dari jet tempur buatan blok timur yakni MiG-29 ataupun Sukhoi SU-24.
Rudal yang kini diproduksi konsorsium MBDA dari Prancis tersebut memang menjadi salah satu produk unggulan dalam lini peluru kendali. Namun, harga rudal ini tergolong cukup mahal. Melansir dari situs The Guardian, harga varian terbaru dari rudal Storm Shadow sendiri dibandrol sekitar harga 2.5 juta USD. Tentunya harga tersebut cukup sebanding dengan teknologi yang disematkan di dalam rudal tersebut. Rudal ini memiliki kecepatan maksimal sekitar 1.000 km/jam dan mampu terbang di atas ketinggian 30-40 meter. Untuk sistem pengendaliannya rudal ini mampu digunakan dengan sistem GPS dan Inertial Navigation System (INS).
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS