Ulasan Penghancuran Buku dari Masa ke Masa karya Fernando Baez

Ayu Nabila | Eko Saputra
Ulasan Penghancuran Buku dari Masa ke Masa karya Fernando Baez
sampul buku Penghancuran Buku dari Masa ke Masa karya Fernando Baez (Marjin Kiri/Penghancuran Buku dari Masa ke Masa)

Buku berjudul asli Historia Universal de la Destruccion de Libros ini merupakan sebuah karya menarik yang ditulis Fernando Baez, seorang ahli perpustakaan dan sejarawan asal Venezuela.

Identitas Buku

Judul: Penghancuran Buku dari Masa ke Masa

Penulis: Fernando Baez

Penerjemah: Lita Soerjadinata

Penerbit: Marjin Kiri

Tahun: 2013

Tebal: 410 halaman

ISBN: 9789791260688

Ulasan Buku 

Buku Penghancuran Buku dari Masa ke Masa mengungkap sejarah tersembunyi di balik penghancuran buku-buku berharga di sepanjang zaman. Salah satu aspek yang menonjol dalam buku ini adalah penekanan pada kekuatan pengetahuan dan kekuatan simbolik yang dimiliki oleh buku-buku tersebut sehingga dimusnahkan.

Baez menggambarkan bagaimana buku-buku telah dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan politik, agama, dan ideologi tertentu, sehingga mengakibatkan pembakaran, pengeboman, dan penghancuran massal buku-buku yang berisi ide-ide yang dianggap berbahaya atau tidak diinginkan.

Buku tersebut sendiri membahas berbagai peristiwa sejarah yang terkenal, seperti pembakaran Perpustakaan Alexandria pada 48 SM, pemusnahan buku-buku oleh Nazi Jerman pada periode Perang Dunia II, dan berbagai tindakan penghancuran buku lainnya yang dilakukan oleh rezim totaliter dan kelompok ekstremis.

BACA JUGA: 4 Rekomendasi Tempat Wisata Terkenal di Bogor, Cocok untuk Liburan Keluarga

Pembaca akan dibawa ke dalam perjalanan panjang untuk mengungkap kejahatan yang dilakukan terhadap pengetahuan dan kebebasan berpikir yang telah terjadi sejak lama dan masih terjadi hingga kini. Dalam buku ini, Baez menyoroti betapa pentingnya buku sebagai sarana untuk mempertahankan pengetahuan, pemikiran kritis, dan perdebatan intelektual. Penghancuran buku, dalam banyak kasus, merupakan upaya untuk mengendalikan pikiran dan membangun rezim otoriter yang tidak mentoleransi perbedaan pendapat.

Buku ini menggarisbawahi pentingnya melindungi kebebasan berekspresi dan keberagaman ide dalam masyarakat. Bahwa membiarkan buku-buku dihancurkan berarti membatasi akses terhadap pengetahuan, mempersempit pemikiran, dan merusak perkembangan sosial. Buku-buku adalah jendela dunia, dan ketika jendela itu ditutup, masyarakat kehilangan kesempatan untuk belajar, tumbuh, dan berubah.

Baez menggabungkan narasi sejarah yang rinci dengan analisis yang mendalam, memberikan konteks yang diperlukan untuk memahami penghancuran buku dalam berbagai budaya dan sejarah. Penelitian dan referensi yang luas membuat buku ini menjadi sumber yang kaya dan terpercaya bagi siapa pun yang tertarik pada sejarah, buku, dan kebebasan berpikir.

Buku ini juga mendorong pembaca untuk merenungkan tentang nilai dan peran buku dalam masyarakat modern yang semakin terhubung. Dalam era di mana informasi dapat dengan mudah dimanipulasi dan dikendalikan, penting bagi kita untuk menjadi penjaga dan pembela buku-buku yang berisi kebenaran, ide-ide progresif, dan pengetahuan yang bernilai.

Meski begitu, buku ini juga memiliki beberapa kekurangan. Misalnya tidak adanya panduan konkret tentang bagaimana kita dapat mencegah atau melawan penghancuran buku secara efektif. Selain itu, gaya penulisannya juga kompleks. Buku ini menggunakan bahasa yang cenderung akademik yang mungkin membuatnya sulit diikuti bagi pembaca yang tidak terbiasa dengan topik tersebut.

Terlepas daripada itu, Penghancuran Buku dari Masa ke Masa merupakan bacaan yang pas untuk siapa saja yang mencintai buku dan perpustakaan, penyuka sejarah, pendukung kebebasan berekspresi, para akademisi dan peneliti, serta siapa saja yang peduli pada perkembangan sosial dan intelektual.

Penghancuran Buku dari Masa ke Masa merupakan sebuah karya yang menggugah dan mencerahkan. Buku ini memberikan wawasan yang dalam tentang sejarah pembantaian buku-buku dan memperingatkan kita tentang konsekuensi yang serius jika kebebasan berpikir dan pengetahuan diabaikan dan ditindas.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak