Mengenal Bandwagon Effect, Strategi Market Dibalik Nongkrong yang Dibayar

Candra Kartiko | Hafsah Azzahra
Mengenal Bandwagon Effect, Strategi Market Dibalik Nongkrong yang Dibayar
Ilustrasi Nongkrong di Kafe (Pexels/William Fortunato)

Nongkrong di kafe adalah salah satu kegiatan yang banyak dilakukan muda-mudi untuk mengisi waktu. Mulai dari sekedar mengobrol, rapat, hingga reuni. 

Biasanya, pengunjung yang datang ke kafe selalu mengeluarkan nominal tertentu untuk bisa duduk-duduk santai dalam waktu yang lama. Namun anehnya, beberapa waktu yang lalu, alih-alih mengeluarkan uang, pihak kafe justru rela membayar orang untuk nongkrong di kafenya.

Melansir Instagram @habiskerjacom, pihak kafe mensyaratkan untuk datang 4-5 kali dalam seminggu dan 3-4 jam sekali datang. Sementara kisaran gaji yang ditawarkan adalah 70.000-100.000 per sekali nongkrong. 

BACA JUGA: Belajar Menerima Emosi Diri Melalui Film Kartun Inside Out

Lowongan kerja paruh waktu ini tentu terlihat mengggiurkan. Terlebih saat ini mencari pekerjaan relatif lebih sulit dibanding dulu.

Mengapa ada kafe yang rela membuka lowongan kerja seperti ini? Simak uraiannya dalam artikel ini, ya!

Bandwagon Effect

Kafe yang sengaja membayar orang agar nongkrong di tempat usahanya memiliki tujuan agar kafe tersebut terlihat ramai.

Prinsip usaha seperti ini biasa disebut Bandwagon Effect, yaitu kecenderungan individu untuk memperoleh gaya, perilaku, atau sikap tertentu karena semua orang melakukannya.

BACA JUGA: Berprasangka Baik kepada Takdir Allah dalam Buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Efek Bandwagon ini membuat kafe yang disetting di tempat strategis, kemudian sengaja dibuat ramai, akan membuat orang lain penasaran akan tempat tersebut. Sehingga ia juga akan datang untuk mencari tahu, mengapa tempat tersebut bisa ramai.

Cara ini pun telah diterapkan oleh beberapa bisnis, salah satu yang paling terkenal adalah Mie Gacoan. Kuliner mie ini memang terkenal karena antriannya yang begitu panjang sehingga membuat orang lain penasaran untuk ikut mencoba kudapan pedas ini.

Namun, selain menerapkan Bandwagon Effect, pelaku usaha juga perlu memperhatikan competitor advantage, yaitu keunggulan produk yang dimiliki tetapi tidak dimiliki pesaing.

Seperti misalnya, harga murah dan rasa enak. Sehingga kualitas jempolan ini akan membuatnya unik dan berbeda.

BACA JUGA: Diperingati pada 8 Juli di Amerika Serikat, Berikut 3 Fakta Buah Blueberry

Fenomena ini pun menarik perhatian para warganet. 

"Bini gue kalau warungnya sepi ogah mampir," komen warganet. 

"Stategi bisnis itu ibarat taktik perang. Bisa berhasil bisa tidak," timpal yang lain.

"Kalau tipe gak sabaran, kalau antrinya panjang banget biasanya mending pilih tempat lain," ucap yang lain.

"Prinsip gue kalau warung punya cindo atau orang Arab makanannya pasti enak," tulis warganet. 

Bagaimana menurutmu?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak