Jusbal Anak Perang Imanuel Panda Abdiel Tambayong atau yang lebih kita kenal dengan nama pena Remy Sylado adalah seorang penyair, musisi, novelis, dramawan, sutradara teater, ahli bahasa, hingga wartawan kenamaan asal Indonesia. Beliau dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 12 Juli 1945.
Sebagai seorang dramawan dan sutradara teater, Remy Sylado sudah banyak menciptakan lakon drama yang kemudian dipentaskannya di atas panggung pertunjukan. Melalui Dapur Teater 23761 (Re-Mi-Si-La-Do), beliau telah banyak mementaskan lakon drama yang memiliki konsep drama musik, sehingga namanya pun dikenal luas sebagai pelopor drama musik di Indonesia.
Pada kesempatan kali ini, saya akan mengulas salah satu buku kumpulan naskah drama musik karya Remy Sylado, yang telah dipentaskannya secara perdana pada dasawarsa 70-an di Kota Bandung. Penasaran dengan buku yang akan saya ulas? Silakan baca artikel ini sampai tuntas.
Buku kumpulan naskah drama musik karya Remy Sylado yang akan saya ulas pada kesempatan kali ini ialah sebuah buku yang berjudul Jalan Tamblong. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2010 oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Pada buku kumpulan naskah drama musik Jalan Tamblong ini, terdapat lima buah naskah drama musik karya Remy Sylado, yaitu Jalan Tamblong; Dua Lelaki di Jam Dua; Mas Joko (monolog); Sekuntum Melati buat Rima; dan Taman Merdeka.
Selain itu, pada buku kumpulan naskah drama musik Jalan Tamblong ini, terdapat pula enam puluh empat lirik lagu yang ditulis oleh Remy Syaldo untuk keperluan pentas drama-drama musiknya, lengkap dengan Compact Disc-nya.
Dalam buku kumpulan naskah drama musiknya ini, Remy Sylado banyak mengangkat tema dari kehidupan para tokoh yang kerap terpinggirkan di masyarakat, seperti mucikari; pengangguran; tukang pos; dan sebagainya. Selain itu, dalam keseluruhan naskah drama musik yang terdapat di dalam buku ini, Remy Sylado pun kerap menyindir para penguasa dan elit politik yang kerap berlaku sewenang-wenang dan kerap melakukan pembodohan terhadap rakyatnya (dalam hal ini ialah rezim Orde Baru); serta mengkritik para tokoh moralis yang terlalu mementingkan moral sesamanya sehingga lupa akan akal sehatnya.
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam buku kumpulan naskah drama musik Jalan Tamblong ini, menurut saya, antara lain ialah isinya yang tegas dan jenaka. Dalam mengkritik para penguasa dan elit politik, Remy Sylado tidak menggunakan gaya bahasa sarkas atau meledak-ledak, tetapi menggunakan gaya bahasa satire sehingga kritikannya terkesan meledek, tanpa kehilangan ketegasan dan ketajamannya.
Selain itu, kelebihan lain yang terdapat dalam buku kumpulan naskah drama musik Jalan Tamblong ini ialah banyaknya sumber yang dijadikan sebagai topik pembicaraan (bahan cerita), seperti filsafat; linguistik; dan sejarah. Menurut saya, buku kumpulan naskah drama musik Jalan Tamblong ini sangat patut untuk kalian baca, karena isinya yang menghibur; menyadarkan; dan memberikan keluasan wawasan bagi siapapun yang membacanya.
Nah, itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai sebuah buku kumpulan naskah drama musik karya Remy Sylado yang berjudul Jalan Tamblong. Adapun ulasan ini merupakan ulasan saya pribadi, berdasarkan buku tersebut. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian tertarik membaca buku tersebut?