Pada tanggal 2 Agustus kali ini diperingati sebagai peringatan peristiwa Invasi Irak terhadap negara tetangganya, Kuwait di tahun 1990 lalu. Invasi Irak terhadap Kuwait ini membuat negara Kuwait diduduki selama kurang lebih sekitar 7 bulan.
Melansir dari kanal berita bbc.co.uk, Irak menginvasi negara tetangganya tersebut dengan menurunkan sekitar 88.000 pasukannya. Hal ini tentunya tidak sebanding dengan militer Kuwait yang hanya diperkuat sekitar 10.000 pasukan saja.
Peristiwa invasi tersebut juga menandai awal dari Perang Teluk (Gulf War) yang juga meletus pada awal dekade 1990-an.
Pemicu Tindakan Invasi
Banyak terdapat beragam versi dari latar belakang invasi Irak kepada Kuwait di tahun 1990. Namun, salah satu teori yang cukup kuat adalah ketidakmampuan Irak membayar hutangnya terhadap Kuwait sebesar 14 Miliyar USD yang dipergunakan untuk membiayai perang Iran-Irak.
Melansir dari artikel dalam “Air Combat Information Group Journal”, pinjaman yang cukup besar tersebut tidak mampu dilunasi oleh Irak sehingga menyebabkan negara tersebut menginvasi Kuwait.
Hal ini juga dipengaruhi oleh harga minyak Kuwait yang sedikit lebih murah daripada yang dijual oleh Irak sehingga banyak pembeli beralih ke minyak yang diproduksi oleh Kuwait.
Tentunya hal ini cukup masuk akal mengingat guna menutupi hutang, Irak menaikkan harga minyak mereka yang dirasa jauh lebih mahal daripada yang dijual oleh Kuwait. Belum lagi adanya tuduhan pencurian minyak oleh Kuwait yang dilontarkan oleh Irak sehingga membuat hubungan kedua negara kian memanas.
Jalannya Invasi Irak Terhadap Kuwait
Melansir dari artikel berjudul “The International Politics of the Gulf”, rencana invasi Irak ke Kuwait sejatinya telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya.
Pemimpin Irak saat itu, yakni Saddam Husein telah merencanakan untuk menginvasi tetangganya tersebut dalam beberapa bulan sebelum invasi bersama para pimpinan militer Irak.
Rumor Invasi Irak ke Kuwait tersebut sejatinya sudah mulai tercium oleh para intelejen barat dan beberapa negara, akan tetapi mereka belum mau mengambil tindakan terhadap Irak saat itu.
Pada tanggal 2 Agustus 1990, invasi tersebut benar-benar terjadi. Irak yang diperkuat sekitar 80.000 pasukan bersenjata lengkap kemudian menginvasi Kuwait.
Irak yang secara persenjataan memang lebih unggul dari Kuwait tidak mendapatkan perlawanan sengit. Bahkan, dalam beberapa jam sebagian besar wilayah Kuwait telah berhasil diduduki oleh militer Irak.
Dua hari berselang, pemimpin Irak saat itu, yakni Saddam Husein memproklamasikan Kuwait sebagai negara boneka di bawa Irak dengan nama “Republik Kuwait”. Beberapa hari berselang, Saddam Husein kemudian memproklamasikan Kuwait sebagai wilayah Provinsi ke-19 dari Irak.
Invasi tersebut tentunya mendapatkan kecaman dari banyak pihak, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara barat. Hal inilah yang membuat pihak PBB mengultimatum Irak agar pergi dari Kuwait.
Akan tetapi, perintah itu diabaikan oleh Irak sehingga PBB dan Amerika Serikat menurunkan kekuatan militer untuk menormalkan situasi dan menjadi awal dari pecahnya Perang Teluk (Gulf War).