'How Democracies Die’ (Bagaimana Demokrasi Runtuh) karya Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt adalah buku yang menggali penyebab-penyebab dan tanda-tanda yang mengarah pada keruntuhan demokrasi. Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang mengapa demokrasi bisa goyah dan membawa pembaca pada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menjaga dan memperkuat demokrasi.
Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2018 dan dengan cepat menjadi sumber yang relevan dalam menghadapi ancaman terhadap demokrasi, terutama dalam konteks politik global saat ini. Dalam kancah perpolitikan Indonesia, buku ini sempat meledak dan menjadi perbincangan hangat seantero negeri. Dalang dibalik meledaknya buku ‘How Democracies Die’ ini adalah Anies Baswedan.
“Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi,” tulis Anies, dalam keterangan unggahannya di X (dulu Twitter). Diposting Anies pada tanggal 22 November 2020 silam, buku yang diterbitkan ulang oleh Gramedia ini membuat banyak orang penasaran.
Berikut beberapa poin penting yang ditemukan dalam buku ini:
1. Polaritas Politik yang Meningkat
Buku ini menggarisbawahi bahwa polarisasi politik yang meningkat adalah salah satu faktor kunci yang dapat melemahkan demokrasi.
Ketika kedua pihak politik berada pada ujung spektrum yang berlawanan dan enggan bekerja sama, maka proses pembuatan keputusan yang efektif dapat terganggu. Hal ini menghasilkan ketidakstabilan politik dan dapat memicu konflik yang berujung pada keruntuhan demokrasi.
2. Penggunaan Kekuasaan yang Tidak Etis
Salah satu hal yang ditekankan oleh Levitsky dan Ziblatt adalah pentingnya penggunaan kekuasaan yang etis oleh para pemimpin.
Mereka menyoroti bagaimana pemimpin yang berkuasa cenderung menyalahgunakan kekuasaan mereka dengan cara yang melemahkan lembaga-lembaga demokrasi, seperti penyalahgunaan kekuasaan eksekutif dan pencabutan hak-hak sipil. Ini dapat merusak fondasi demokrasi.
3. Lemahnya Sistem Pengendalian
Buku ini juga membahas betapa pentingnya sistem pengendalian yang kuat untuk menjaga keseimbangan kekuasaan dalam demokrasi.
Sistem ini melibatkan berbagai lembaga, termasuk kehakiman, media, dan badan pengawas pemilu. Jika sistem pengendalian ini lemah atau tunduk pada pengaruh politik, demokrasi menjadi lebih rentan terhadap penyalahgunaan kekuasaan.
4. Kebijakan Kompromi
Para penulis menekankan pentingnya kompromi dalam politik. Demokrasi sejati melibatkan perundingan dan kesepakatan antara berbagai pihak politik. Tanpa kemampuan untuk mencapai kesepakatan, konflik politik dapat memicu keruntuhan demokrasi.
5. Peran Masyarakat dalam Demokrasi
Selain itu, Levitsky dan Ziblatt menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam menjaga demokrasi. Mereka berpendapat bahwa pemilih harus memilih pemimpin yang mendukung demokrasi dan menghindari mendukung individu yang berpotensi merongrong sistem demokrasi.
Buku ‘How Democracies Die’ karya Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt memberikan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang dapat meruntuhkan demokrasi. Para penulis menjelaskan bahwa keruntuhan demokrasi jarang terjadi secara tiba-tiba; sebaliknya, itu adalah hasil dari serangkaian tindakan dan kebijakan yang merongrong nilai-nilai demokrasi.
Buku ‘How Democracies Die’ ini adalah bacaan yang relevan dan penting bagi siapa saja yang peduli akan masa depan demokrasi dan ingin memahami bagaimana kita dapat mencegah keruntuhan demokrasi di dunia yang semakin kompleks ini, termasuk di Indonesia. Selamat membaca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS