Revolusinya Tidak Jadi karena Belum Dikasih Izin Istri? Baca Dulu Buku Ini

Hernawan | Mulyana Wirianata
Revolusinya Tidak Jadi karena Belum Dikasih Izin Istri? Baca Dulu Buku Ini
Ilustrasi sampul buku 'Psikologi Revolusi' karya Gustave Le Bon (DocPribadi/Mulyana Wirianata)

Ketika sedang menulis ulasan bukuPsikologi Revolusi’ (The Psychology of Revolution) karya Gustave Le Bon, saya kemudian teringat dengan laku dari Iksan Skuter yang judulnya ‘Pending Dulu’. Buku dan lagu tersebut sepertinya memiliki tautan emosional yang mendalam.

Revolusinya tidak jadi - Karena belum dikasih izin istri

Revolusinya dipending dulu - Istri bilang bisa lain waktu

Salah satu dari dua bait lagu ‘Pending Dulu’ di atas tersebut akhirnya saya pilih sebagai judul dalam ulasan buku kali ini.

Identitas Buku

  • Judul: Psikologi Revolusi (The Psychology of Revolution)
  • Penulis: Gustave Le Bon
  • Penerbit: Forum
  • Tahun: 2017
  • Ketebalan: xvi + 316 hlm

Ulasan Buku

‘Psikologi Revolusi’ adalah sebuah studi mendalam tentang perilaku manusia dalam konteks revolusi politik dan sosial. Le Bon memerinci bagaimana individu-individu yang terlibat dalam perubahan besar seringkali berperilaku secara kolektif dan irasional, membuahkan tindakan-tindakan ekstrem yang mungkin tidak mereka lakukan secara individu.

Le Bon menguraikan bagaimana emosi, ketakutan, euforia, dan fanatisme dapat memicu reaksi berantai dalam sebuah kelompok, memungkinkan munculnya perubahan besar dalam tatanan sosial.

Setidaknya ada 4 poin utama dalam buku ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Keadaan Emosional Massa

Le Bon berpendapat bahwa massa dalam situasi revolusi menjadi rentan terhadap pengaruh emosional, yang dapat menggantikan pertimbangan rasional. Ini dapat mengarah pada tindakan-tindakan yang dilakukan tanpa pemikiran matang, termasuk tindakan kekerasan dan destruktif.

2. Kehilangan Identitas Individu

Ketika individu bergabung dengan massa yang lebih besar, mereka seringkali kehilangan identitas individu mereka dan merasa lebih kuat sebagai bagian dari kelompok. Hal ini dapat memicu fanatisme dan tindakan yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai pribadi mereka.

3. Kepemimpinan Karismatik

Le Bon menyoroti peran pemimpin karismatik dalam menggerakkan massa. Pemimpin seperti ini memiliki kemampuan untuk memanipulasi emosi dan memotivasi massa untuk bertindak sesuai dengan visi mereka.

4. Perubahan Sosial Radikal

Le Bon menunjukkan bahwa revolusi seringkali menghasilkan perubahan sosial yang radikal dan mendalam. Massa yang marah dan frustasi dapat dengan cepat menggulingkan pemerintahan yang ada dan menciptakan sistem yang sepenuhnya baru.

Meskipun buku ini diterbitkan lebih dari seabad yang lalu, banyak dari konsep-konsep yang diuraikan oleh Le Bon tetap relevan dalam konteks modern. Perilaku massa, pengaruh media sosial, dan dinamika sosial saat ini sering mencerminkan prinsip-prinsip yang ditemukan dalam buku ini.

Namun, jika analisis secara mendalam, pandangan Le Bon masih menyisakan sedikit lobang untuk dikritik. Salah satunya bahwa pandangan-pandangan Le Bon terlalu deterministik dan mengabaikan aspek-aspek seperti ketidakpuasan yang sah terhadap pemerintah yang korup atau ketimpangan sosial yang signifikan. Dalam beberapa sisi juga Le Bon kurang memperhatikan faktor-faktor ekonomi, budaya, dan politik yang mungkin dapat memicu terjadinya revolusi.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak