Ulasan Novel Ikan Kecil, Perjuangan Keras Orang Tua untuk Memiliki Anak

Hikmawan Firdaus | Tuan Typo
Ulasan Novel Ikan Kecil, Perjuangan Keras Orang Tua untuk Memiliki Anak
Kover novel Ikan Kecil.[Dok. pribadi/Sonangambarita]

Pertanyaan "kapan hamil?" harus dijawab pasangan suami-istri Celoisa dan Deas dengan senyuman selama 45 bulan. Akhirnya mereka bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan kehadiran "ikan kecil" di perut Celoisa. Namun, itu bukan akhir dari masalah, kehidupan rumah tangga mereka. Saat bayi Olei tumbuh perlahan, Loi dan Deas merasakan ada yang berbeda dari perkembangan anak mereka.

Olei sulit sekali diajak berinteraksi. Sepertinya bayi itu hidup dalam dunianya sendiri. Setelah serangkaian tes dijalani Olei, vonis autis datang, Loi pun langsung diterjang rasa bersalah dan penyangkalan demi penyangkalan. Ini tentang kisah di perut yang lahir ke dunia. Tentang mendapatkan apa yang tak pernah diharapkan dan berusaha menerima apa yang tidak pernah diminta. 

Kesal gak, sih, ditanyain kapan nikah? Kapan punya anak? Kapan nambah anak lagi? Sangat menjengkelkan pastinya, ya. Tapi pertanyaan begitu masih sering terdengar. Mereka seolah-olah gak peduli dengan perasaan orang yang ditanyain. Parahnya lagi, justru orang terdekat yang kerap menanyakan hal sensitif begitu. 

Seperti yang dialami Celoisa dan Deas. Mereka harus menunggu 45 bulan sampai akhirnya Celoisa mengandung. Selama 45 bulan, Celoisa selalu diserang Budenya dengan pertanyaan yang sama. Celoisa dibanding-bandingkan dengan anaknya sendiri. 

Tapi, akhirnya Celoisa hamil. Melegakan dong, setelah sekian lama dihantui rasa khawatir dan pertanyaan menjengkelkan. Cuma, Celoisa yang saat itu bekerja suka bosan kalau harus berhenti kerja. Jadi dia beberapa kali mengalami pendarahan, tapi gak fatal sampai akhirnya dia berhenti bekerja sementara. 

Saat anaknya lahir, kebahagiaan mereka gak terbendung. Tapi, ya, lagi-lagi musibah gak ada yang tahu. Seiring perkembangan dan pertumbuhan Oleiro, mereka menyadari ada yang tidak beres dengan anak mereka. Oleiro suka sibuk dengan dunianya sendiri. Memainkan jari tangan, atau menyusun mobil-mobilan dan tidak menanggapi saat namanya dipanggil. 

Celoisa jadi khawatir dan mereka bawa anak mereka periksa karena awalnya diduga tuli. Ternyata semua normal. Dokter THT menyarankan dibawa ke psikiater. Dan dilakukan pemeriksaan dan divonis autis. Celoisa jadi terpuruk dan menyalahkan dirinya sendiri karena merasa itu semua salahnya. Cuma aku gak tahu pasti, ini Celoisa emang merasa bersalah atau denial doang karena punya anak autis. 

Dari awal sampai pertengahan aku suka. Aku menikmati proses mereka sampai akhirnya Celoisa hamil. Ditambah Bude Hanum yang, "astaga kok ada manusia begini". Tokoh Bude Hanum bikin cerita lebih nyata gitu. Julidnya real.

Tapi, entah kenapa aku jadi kurang di tengah terlebih saat ending. Mungkin aku yang terlalu berharap atau gimana, ya. Tapi, setelah baca sampai tamat, kayak, ada yang kurang gitu. Yang udah baca, boleh dong, sharing, ya. 

Buat yang relate dengan pertanyaan seperti di atas, buku ini cocok buat kamu baca. Kali aja, nanti jadi punya harapan punya suami kayak Deas yang sabar dan baik. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak