Yokie Adityo, seorang lulusan Fakultas Hukum UI 2006, telah menulis sejumlah novel, di antaranya: Detective Diary, Cinta Versi Cinjun, Happy Porter: Penyusup di Sekolah Sihir Homework, dan Voli Gam(i)e.
Jermal adalah novelnya yang telah difilmkan, disutradarai oleh Ravi Bharwani dan dibintangi oleh aktor kawakan Didi Petet. Berikut adalah ulasan saya mengenai novel Jermal (Bentang Pustaka, 2009).
Cerita bermula ketika Jaya, yang baru ditinggal wafat ibunya diantarkan seseorang pada Bandi, lelaki bisu yang bekerja sebagai juru masak di sebuah jermal.
Jermal adalah perangkap pasang surut (tidal trap) yang merupakan ciri khas alat penangkap ikan yang terdapat di perairan utara Sumatera.
Sang pengantar menitipkan pesan dari almarhumah ibunda Jaya kepada Bandi. Lelaki bisu itu diminta mengantarkan Jaya pada Johar, mandor jermal, yang adalah ayah dari bocah tersebut.
Namun setibanya di jermal, Jaya menerima penolakan dari Johar. Lelaki tambun itu tak mengakuinya sebagai anak. Selama berada di jermal, Johar juga kerap mengasari dan memukuli Jaya, untuk meluapkan kemarahannya karena sesuatu hal.
Di jermal, Jaya bekerja keras melebihi siapapun. Itu pun masih ditambah dengan pekerjaan di luar urusan penangkapan ikan, seperti membersihkan pakaian anak-anak lain dan membersihkan kamar Johar.
Jaya juga seringkali menjadi bulan-bulanan Gion, bocah yang sok jagoan, mendominasi, dan paling berkuasa di jermal di antara bocah-bocah pekerja lainnya.
Sampai suatu kali, Jaya berani melawan Gion setelah jangkrik peliharaannya mati akibat ulah bocah tersebut. Jaya yang ukuran badannya jauh lebih kecil dari Gion, berhasil membuat bocah lelaki itu babak belur.
Pelan-pelan Jaya mulai mendapat kawan. Ahab, pencinta paus, mengajarinya cara bersuara untuk memanggil paus. Ahab juga orang pertama yang mendiktekan surat untuk ibunya, yang kemudian dituliskan Jaya. Surat itu lalu dimasukkan ke dalam botol dan dilemparkan ke laut.
Anak-anak yang bekerja di jermal memang terdiri dari anak-anak putus sekolah bahkan buta huruf. Satu per satu dari mereka lantas mulai meminta tolong dibuatkan surat yang serupa oleh Jaya.
Sementara itu hubungan antara Jaya dan Johar belum membaik. Beberapa kali Jaya mencuri barang-barang Johar dari dalam kamarnya untuk membuat Johar kesal. Suatu kali ia bahkan buang air besar di bak penampungan air pribadi milik ayahnya tersebut.
Eksploitasi anak sebagai buruh kasar lepas pantai sangat kental di dalam novel ini. Di beberapa bagian cerita, para anak-anak tadi harus bersembunyi setiap kali LSM atau polisi berpatroli untuk merazia jermal-jermal yang mempekerjakan anak di bawah umur.
Kemiskinan tentu saja masih menjadi alasan bagi para orang tua yang mengirim anak-anaknya untuk bekerja di jermal. Anak-anak tadi diharapkan dapat membantu menyokong perekonomian keluarga.
Konflik antara anak dan ayah serta mirisnya nasib anak-anak pekerja di bawah umur, menjadi hal yang berhasil diangkat dalam novel ini. Penulis dengan piawai juga memberikan gambaran yang sangat detail mengenai kehidupan di jermal.
Sebagai pembaca, saya banyak memperoleh pelajaran yang sangat berharga dari novel Jermal. Terutama tentang nilai-nilai dan norma-norma kemanusiaan yang seringkali terkalahkan oleh kerasnya kehidupan.