Persahabatan bisa terbentuk karena berada dalam circle yang sama, semisal dengan teman sekantor. Kebersamaan yang terjalin setiap hari melalui aktivitas kerja, makan siang, hang out bareng, pada akhirnya membuat persahabatan pun terjadi.
Apalagi jika memiliki kesamaan soal selera, hobi, atau pandangan hidup. Kita akan semakin yakin untuk mengekalkan persahabatan, karena merasa sudah mengenal pribadi dari setiap sahabat.
Namun, dalam dunia kerja selalu akan ada persaingan. Setiap orang akan berusaha mendapatkan promosi supaya bisa naik jabatan. Dalam suasana kerja yang kompetitif, masih yakinkah kita, jika tak akan ada saling sikut meskipun dengan sahabat sendiri?
Dalam novel The Lunch Gossip karya dari Tria Barmawi diceritakan tentang lima orang sahabat yang bekerja di BeIT Corp, perusahaan konsultasi tehnologi informasi multinasional yang bercabang di Jakarta.
Persahabatan di antara Keisha, Xylana, Kynthia, Vinka, dan Arimbi yang semula solid, mulai goyah karena terduga adanya pengkhianat di antara mereka yang memojokkan posisi mereka di kantor.
Keisha mendapat peringatan keras dari Bos Besar, Josh Burke, karena dianggap memprovokasi teman-temannya di milis Beit_Victims, setelah percakapan di mailing list tersebut bocor sampai ke para atasan.
“Siapa yang ngebocorin? Orang gila! Pengkhianat! Keterlaluan sekali. Tenang, Kay. Kalau sampai kamu dikeluarin gara-gara masalah ini kita semua bakalan demo!” kata Vinka penuh semangat. (hlm 84)
“Tapi milis angkatan kalian kan eksklusif, Kay. Kalau sampai bocor kemungkinan besar anak angkatan kalian juga yang bocorin. Selain angkatan kalian, siapa lagi yang tahu? Paling aku dan Xixi, kan?” (hlm 84)
Rahasia milis hanya pernah Keisha ungkapkan pada Arimbi dan Xylanta, yang bukan anggota milis. Ia pun jadi menduga-duga siapakah di antara para sahabatnya yang bermuka dua. Siapakah musang berbulu domba di antara mereka. So, who is the bitch?
Selain permasalahan Keisha, Arimbi juga mendapat masalah berujung pemecatan, setelah perusahaan mengetahui jika CV bombastis yang dulu dipakainya untuk melamar kerja ternyata palsu. Ia tidak mempunyai kualifikasi sebagai seorang programmer.
Semua yang dahulu ditakutkannya ternyata terjadi. Sebagai atasan langsung Arimbi, ia yang harus bertanggung jawab. Selain dirinya, Kasih pun tadi sempat dipanggil untuk memberi kesaksian. Dan tentu saja, kesaksian Kasih semakin memberatkan Arimbi. Apalagi karena kemudian Xixi tahu, Kasih-lah yang melaporkan data palsu Arimbi pada Josh Burke. (hlm 150)
Novel ini menggunakan bahasa sehari-hari yang ringan, renyah, dan mengalir. Kelima sahabat yang mewakili lima karakter berbeda juga sangat menghidupkan jalannya cerita.
Ada Keisha atau Kay yang temperamental dan nyablak, Vinka yang selalu siap membantu siapa saja, Arimbi yang polos, Kynthia si pendengar yang baik, dan Xylanta atau Xixi yang perfeksionis dan selalu bisa menyelesaikan semua masalah.
Beberapa konflik yang bermunculan dalam novel meskipun terlihat tidak bersinggungan, tapi ternyata memiliki benang merah. Penulis dengan sabar mengurai satu per satu jalinan cerita yang semula penuh tanda tanya menjadi terang-benderang.
Hal yang bisa kita jadikan pelajaran dalam novel ini adalah jangan pernah mudah mempercayai bahkan membagikan rahasia kita pada orang lain, meskipun kepada sahabat sendiri. Sebab kita tak akan pernah tahu, ketika mereka tiba-tiba berubah dan menusuk kita dari belakang.