Ulasan Novel 'Run to Me', Membebaskan Shea dari Tawanan Jahat

Candra Kartiko | Adela Puspita
Ulasan Novel 'Run to Me', Membebaskan Shea dari Tawanan Jahat
Sampul buku Run to Me karya Christy Reece (Gramedia.com)

Novel "Run to Me" merupakan karya dari Christy Reece, seorang novelis terkenal dengan kecenderungan menulis dalam genre romansa. Seperti sebagian besar karya-karyanya, "Run to Me" juga menyajikan gabungan antara romansa dan aksi. Penerbit Elex Media Komputindo menerbitkan novel ini dalam Bahasa Indonesia pada bulan November 2020.

Novel ini merupakan bagian ketiga dari serial Last Chance Rescue. Dalam seri ini, pembaca akan menemukan pria dan wanita yang penuh keberanian, sebagai tentara bayaran yang terlatih dengan baik dan memiliki satu tujuan yang sama.

BACA JUGA: Ulasan Film Yowis Ben, Menyajikan Budaya Jawa Timur dengan Komedi yang Apik

Dengan koneksi yang meluas di seluruh dunia dan tingkat keberhasilan yang luar biasa, operator Last Chance Rescue selalu mampu menemukan dan menyelamatkan korban ketika segala upaya lainnya telah mencapai kegagalan. Mereka bersedia melakukan segala yang diperlukan tanpa memedulikan risiko untuk menyelamatkan mereka yang tidak bersalah.

Buku berjumlah 440 halaman ini mengisahkan tentang kesempatan terakhir. Sayangnya, upaya penyamaran Shea tidak berlangsung lama. Ia ditawan dan dimanfaatkan sebagai senjata oleh penjahat keji yang terlibat dalam perdagangan manusia. Untungnya, Shea diselamatkan oleh Ethan Bishop, sahabat karib suaminya. Pria ini akhirnya berhasil mendapatkan hati Shea, meskipun Shea telah kehilangan ingatan sebelum tertangkap.

Setelah membebaskan Shea dari tawanan jahat, Ethan bersedia mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan Shea. Namun, dia harus menahan perasaan yang pernah ada terhadap Shea agar tidak tumbuh kembali. Sementara Shea pulih dan mencoba mendapatkan kembali ingatan yang hilang, perlahan-lahan dia mulai merasakan cinta yang tumbuh di dalam dirinya untuk Ethan.

BACA JUGA: Ulasan Buku Feminisme untuk 99%, Kritik Tajam Terhadap Feminis Elitis

Christy Reece berhasil menggambarkan sisi emosional kisah Run to Me ini dengan begitu nyata. Pembaca dapat merasakan ketegangan, kesedihan, kemarahan, dan berbagai perasaan lain bersama para tokoh. Gaya bercerita Christy Reece pun tak diragukan lagi, mengalir dengan lancar dan selalu membangkitkan rasa ingin tahu untuk terus membaca.

Selanjutnya, keunggulan dalam novel Run to Me terletak pada kemampuan Christy Reece dalam mengembangkan karakter para tokohnya. Sebagai contoh, Christy Reece berhasil menggambarkan Shea sebagai karakter yang tangguh, menarik dan tidak mudah menyerah. Sementara itu, karakter Ethan dihadirkan dengan nuansa yang lebih kompleks, terkadang menampilkan perilaku yang bisa dianggap sangat bodoh.

Kritik terhadap novel ini muncul ketika pembaca merasa bahwa plot twist di akhir kisah tidak memberikan kejutan yang memadai. Beberapa pembaca merasa bahwa adegannya kurang cerdik dan masih memiliki potensi untuk dieksplorasi lebih lanjut dalam kelanjutan ceritanya. Namun, perbedaan pendapat ini bersifat subjektif dan tergantung pada sudut pandang masing-masing pembaca.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak