Merenungi Kehidupan Bersama Buku 'Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk'

Ayu Nabila | Sam Edy
Merenungi Kehidupan Bersama Buku 'Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk'
Gambar Buku 'Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk' (DocPribadi/ Sam Edy)

Introspeksi adalah sebuah cara yang dapat kita gunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Merenungi kembali apa yang sudah kita kerjakan di masa lalu. Kemudian berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa kini.

Kita mungkin pernah mendengar bahwa salah satu ciri atau tanda orang yang beruntung adalah dia yang perilakunya hari ini lebih baik dari hari-hari yang sudah berlalu. Memang hal ini benar adanya. 

Oleh karenanya, mari kita selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari, agar kita dapat tergolong manusia yang mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Meningkatkan amal ibadah merupakan cara yang tepat agar kita mendapatkan keberuntungan. Jangan sampai kita menjadi orang yang lupa diri. Lupa dengan segala karunia nikmat-Nya. Lupa caranya bersyukur. Lupa bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah.

Ada sebuah buku yang sangat bagus dijadikan sebagai bahan renungan bagi kita semua. Buku tersebut berjudul ‘Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk’ karya Ahmad Rifa’i Rif’an (terbitan Quanta, Jakarta). Buku edisi revisi ini masuk dalam kategori best seller nasional.

Disadari atau tidak, selama ini di antara kita terlampau sibuk dengan urusan yang bersifat duniawi. Bekerja dan hanya bekerja. Mencari dan menumpuk harta. Sampai melupakan ibadah kepada-Nya. Jangan sampai kita menjadi manusia-manusia yang merasa sok super sibuk, sampai-sampai merasa tidak ada waktu untuk beribadah. 

Tuhan kita Mahaadil. Tetapi mengapa kita tak adil kepada-Nya? Ketika ada sms masuk, kita begitu bergegas membaca dan membalasnya, tetapi mengapa ketika Tuhan memanggil-manggil untuk menghadap-Nya kita begitu berani menunda-nundanya? Ketika bos kita memanggil, betapa takutnya kita sehingga dengan cepat kita menghadapnya, namun ketika panggilan Tuhan berkumandang, betapa berani dan lamanya kita untuk menghadap-Nya. Padahal yang memanggil kita adalah Tuhannya bos, Atasannya atasan (hlm. 4).

Banyak orang ingin masuk surga-Nya. Namun, mereka lupa atau mungkin tidak peduli untuk berupaya mencari bekal sebanyak-banyaknya agar bisa meraih surga-Nya. Alih-alih memperbanyak beribadah, justru banyak orang yang menumpuk-numpuk perbuatan dosa. 

Ah, setiap orang begitu takut ketika diancam neraka, tetapi kelakuan-kelakuan mereka seolah-olah sedang memohon untuk dimasukkan ke neraka secepatnya. Betapa setiap orang ingin menginjakkan kaki di pelataran surga, tetapi kelakukan-kelakuannya justru menjauhkannya (hlm. 8).

Semoga kita selalu dimampukan oleh Allah untuk meningkatkan ibadah, dan diberi kekuatan agar bisa menjauhi beragam kemaksiatan. Agar kita dapat tergolong manusia yang dimuliakan oleh-Nya dan kelak dapat mereguk nikmat surga-Nya.

Buku ‘Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk’ ini sangat direkomendasikan untuk dibaca. Sebagai sarana merenungi dan meningkatkan kualitas diri. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak