Review Film Only Yesterday, Tentang Quarter Life Crisis Seorang Wanita Kota

Hikmawan Firdaus | Gigi Ann
Review Film Only Yesterday, Tentang Quarter Life Crisis Seorang Wanita Kota
Only Yesterday (netflix.com)

Only Yesterday merupakan sebuah film animasi asal Jepang yang tayang pada tahun 1991. Film garapan Studio Ghibli ini disutradarai oleh Isao Takahata dan berhasil meraup keuntungan sebesar 3 juta yen pada masa penayangannya di Jepang. 

Sama seperti film buatan Takahata yang lainnya, Only Yesterday juga mengusung konsep cerita lebih realistis dan bertema kemanusiaan. Film ini dibentuk bak kepingan puzzle yang akan tersusun sempurna menjelang akhir cerita.

Kisah dimulai dari seorang wanita bernama Taeko yang harus melepaskan seluruh kehidupannya, mulai dari pekerjaan, keluarga, dan kehidupan di kota besar. Taeko sangat membutuhkan liburan ke pedesaan yang dapat membangkitkan kenangan hangat di masa kecil sekaligus mengulang momen ketika dirinya sebagai siswi pada tahun 1966.

Di tengah liburannya itu, Taeko menjalin persahabatan baru sekaligus dihadapkan pada pilihan besar terkait masa depannya.

Secara alur, Only Yesterday memang memiliki premis sederhana yang cenderung membosankan. Sepanjang durasi film kita hanya melihat kisah liburan Taeko di pedesaan. Namun, bila memperhatikan lebih detail kita akan menemukan itensi Taeko yang kembali ke pedesaan untuk memuaskan inner child-nya. Mulai dari ketika ia pertama kali makan buah nanas, lalu saat mengetahui ada seseorang yang menyukainya, hingga konflik dengan kakak keduanya.

Film ini akan lebih terasa relate pada orang dewasa. Tentang rasa penat dan stres dari pekerjaan utama yang membuat kita ingin merasakan kembali kehidupan slow living ala pedesaan. Kita juga akan melihat bagaimana kehidupan di masa kecil Taeko memiliki pengaruh besar pada kehidupannya saat dewasa. Bahkan, momen di masa lalunya itu terus mengiringi langkah Taeko dewasa dalam membuat keputusan besar dalam hidupnya.

Sentuhan Ghibli juga dapat terlihat dengan menghidupkan suasana pedesaan melalui visual yang detail dan penggunaan backsound yang biasa terjadi di kehidupan pedesaan. 

Film ini turut menyelipkan pesan bahwa setiap permasalahan di masa lalu tidak akan menghambat keputusan kita untuk meraih masa depan yang gemilang. 

Meski alur film ini dapat dikatakan tergolong berat, Studio Ghibli dengan sukses membuat Only Yesterday dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan usia. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak