Ulasan 'Anti Stres Hadapi Tantrum pada Anak', Kiat Menghadapi Anak Tantrum

Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Ulasan 'Anti Stres Hadapi Tantrum pada Anak', Kiat Menghadapi Anak Tantrum
Buku 'Anti Stres Hadapi Tantrum pada Anak'.[iPusnas]

Memiliki anak spesial yang berbeda dari anak-anak kebanyakan memang dibutuhkan kesabaran ekstra. Sabar dalam merawat, menjaga, serta mendidiknya. Sabar menghadapi hal-hal di luar dugaan yang kerap membuat orangtuanya stres dan depresi.

Tantrum adalah salah satu hal yang biasa terjadi pada anak spesial. Definsi tantrum bila merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kemarahan dengan amukan karena ketidakmampuan mengungkapkan keinginan atau kebutuhan dengan kata-kata. Dari definisi tersebut, terlihat bahwa tantrum pada umumnya terjadi pada anak-anak. Paling sering dialami oleh anak berusia dua tahun (hlm. 16).

Bagi orangtua yang tidak memiliki pengetahuan tentang tantrum dan cara mengatasinya, mungkin akan merasa panik, stres, bahkan depresi ketika melihat kenyataan bahwa anaknya menderita tantrum. Terlebih ketika si anak tiba-tiba menjerit-jerit dan berguling-guling di tempat umum dan menjadi perhatian banyak orang.

Dalam buku ini diungkap bahwa drama tantrum mengusik sebagian orang. Namun, sebagian lainnya cukup kebal karena mengetahui bahwa tantrum adalah sebuah proses yang harus dilewati oleh anak. 

Menjadi orang tua memang tidak pernah mudah. Drama tantrum menjatuhkan kewarasan orang tua ke titik terendah. Pilihannya ada tiga, yakni cuek, menyerah, atau introspeksi. Mana yang Ayah dan Bunda pilih? (hlm. 20).

Tugas orang tua adalah berusaha mengenali jenis-jenis tantrum sekaligus mencari penyebab anak mengalami tantrum. Dian Farida menguraikan, penyebab anak tantrum sesungguhnya berasal dari orang tua. Anak-anak melihat bagaimana orang tua menyalurkan emosinya. Bila orang tua saja belum bisa mengontrol emosi bagaimana mungkin kita berharap anak-anak dapat melakukannya?

Dalam sebuah pelatihan KPA (Komunikasi Pengasuhan Anak) yang pernah diikuti Dian Farida, dia mendapatkan informasi dari pemateri yang juga seorang psikolog, bahwa inti dari pengasuhan atau pendidikan anak adalah memasukkan konsep. Maksudnya, seorang anak membutuhkan waktu untuk memahami berbagai hal, termasuk emosi.

Orang tua atau dewasa di sekitar anak yang secara sadar atau tidak memasukkan konsep terssebut. Dengan kata lain, semua perilaku anak tak lepas dari peran orang tua. Pembiasaan yang diajarkan sekaligus dicontohkan orang tua menjadi sebuah konsep yang akan melekat di dalam kepala anak. Proses pembiasaan yang akhirnya menjadi konsep atau dogma ini tidak hanya berlangsung selama satu atau dua tahun, melainkan dalam waktu lama (hlm. 30).

Bagi para orang tua yang kebetulan anaknya mengalami gejala tantrum, saya sarankan untuk membaca buku ‘Anti Stres Hadapi Tantrum pada Anak’ karya Dian Farida Ismyama (Noktah, Yogyakarta). 

Di dalam buku ini, penulis menjelaskan banyak hal tentang anak yang menderita tantrum dan cara jitu menghadapinya. Penulis begitu piawai menjelaskan materi yang disampaikan, karena dia pernah mengalami sendiri bagaimana repotnya memiliki anak yang tantrum. Selamat membaca.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak