Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup

Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
Gambar buku ‘The Wisdom’.[Koleksi pribadi/ Sam Edy]

Bersyukur termasuk hal yang penting dilakukan oleh setiap orang. Sayangnya, tak semua orang mampu mensyukuri beragam nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan kepadanya.

Padahal, bersyukur itu sebenarnya mudah. Orang yang pandai bersyukur bahkan dijanjikan oleh Allah akan mendapatkan kenikmatan yang kian bertambah banyak. Namun entah mengapa masih banyak orang yang lebih senang mengeluh dan mengeluh atas kondisi yang tengah mereka alami.

Bicara tentang orang yang gemar mengeluh, dalam buku ‘The Wisdom’ diungkap, sebagai manusia sering kali kita mengeluh tentang keberadaan kita. Kita berkata, “Mengapa keluarga kita tidak harmonis, mengapa harus dilahirkan tidak sempurna, mengapa harus bekerja dalam lingkungan yang tidak sehat, mengapa harus menduduki posisi yang rendah dalam perusahaan, mengapa dibayar tidak setimpal dengan kerja keras kita, dsb.” Kita bertanya mengapa dan mengapa, lalu berhenti pada keadaan yang tidak nyaman tersebut tanpa memikirkan cara untuk mengatasinya, tanpa memikirkan solusi.

Dale Carnegie pernah memberi nasihat, “Jika jeruk yang Anda peroleh ternyata masam, jangan kecewa. Jeruk masam pun bisa dijadikan es jeruk yang nikmat.” Artinya, jika kita harus diperhadapkan dengan kegagalan atau kekecewaan, jangan cepat mengeluh karena kondisi yang tidak baik pun sebenarnya menyimpan potensi yang baik bagi kita. Ketika masa sulit datang, jangan bertanya “mengapa”, tetapi pikirkan apa yang masih bisa dilakukan, apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya, dan apa sisi positif yang dapat diambil dari kejadian ini (hlm. 4).

Mengisi kehidupan dengan hal-hal positif adalah hal yang mestinya dilakukan oleh setiap orang di dunia ini. Saling berlomba dalam kebaikan akan membuat kehidupan ini terasa lebih indah, bermakna, dan penuh warna.

Kita bisa belajar tentang cara mengisi hidup dengan hal positif dari Barbara Cartland, sosok penulis yang lahir di Edgbaston, Inggris, 9 Juli 1901 yang dikisahkan dalam buku ini. Ia mulai menulis novel pada saat berusia 20 tahun. Ia termasuk novelis paling produktif di dunia.

Tahun 1993, novel-novelnya telah terjual lebih dari 600 juta eksemplar. Ia memiliki moto hidup, “Seandainya besok saya dipanggil oleh-Nya, saya sudah siap. Namun, selama saya masih hidup, saya akan terus berkarya”. Bagi Barbara, hidup adalah suatu kesempatan untuk terus berkarya bagi Tuhan dan sesama (hlm. 9).

Setiap orang pernah berbuat salah. Hal terpenting yang harus dilakukan ketika seseorang melakukan kesalahan adalah berusaha menyadari dan berjanji tak akan mengulangi kesalahan yang serupa.

Jadikan kesalahan tersebut sebagai pelajaran penting yang akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Orang yang cerdas dan bijaksana akan mampu mengambil hikmah dari setiap kesalahan atau hal-hal yang tidak menyenangkan.

Harusnya, kita bisa belajar bahwa ternyata kesalahan, bahkan persoalan, bisa membawa keuntungan bagi kita. Ya, problem membuat seseorang menjadi lebih kreatif, memikirkan cara-cara yang belum pernah dicoba. Tantangan menjadikan kita kuat dan lebih bersabar.  Demikian halnya dengan kesulitan, membuat kita berpikir lebih dalam, hal yang mungkin tidak pernah kita kerjakan sebelumnya. Pendek kata, keadaan yang tidak menyenangkan mampu mengusik zona nyaman kita sehingga kita menjadi pribadi yang lebih baik (hlm. 15-16).

Buku berjudul ‘The Wisdom’ karya Imelda Saputra yang diterbitkan oleh PT Bhuana Ilmu Populer (Jakarta) ini layak dibaca dan bisa menjadi sarana bagi kita untuk lebih banyak mensyukuri beragam nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita semua. Selamat membaca dan merenungi kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terpapar di buku ini.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak