Review Film Orion and The Dark, Tentang Mengatasi Ketakutan yang Berlebihan

Hernawan | Athar Farha
Review Film Orion and The Dark, Tentang Mengatasi Ketakutan yang Berlebihan
Foto Film Orion and the Dark (Netflix)

Film "Orion and The Dark" yang tayang sejak 2 Januari 2024 di Netflix, ialah hasil kolaborasi kedua antara Netflix dan DreamWorks Animation. Film Trollhunters: Rise of the Titans (2021), merupakan kerjasama pertama mereka. 

Dalam film animasi ini, suara karakter-karakternya diisi oleh sejumlah aktor papan atas Hollywood. Jacob Tremblay menjadi suara Orion, Colin Hanks sebagai Orion Dewasa, Paul Walter Hauser sebagai Dark, dan Werner Herzog sebagai Narator.

Nggak hanya itu, Ike Barinholtz pengisi suara Light, Angela Bassett sebagai Sweet Dreams, Natasia Demetriou sebagai Sleep, dan Golda Rosheuvel sebagai Unexplained Noises. Sementara Nat Faxon mengisi suara Insomnia, Aparna Nancherla sebagai Quiet, dan banyak lagi.

Fokus kisah film ini, menggambarkan kecemasan dan ketakutan yang menghantui kehidupan seorang remaja bernama Orion, seorang siswa sekolah dasar yang, meski terlihat pemalu dan sederhana sebagaimana anak seusianya, rupanya Orion menyimpan rahasia cinta yang mendalam. Namun, di balik penampilannya yang seolah-olah normal, Orion dihantui oleh ketakutan yang nggak rasional.

Berbagai ketakutan menghantuinya, mulai dari takut lebah, anjing, laut, gelombang ponsel, hingga takut jatuh dari tebing. Ketakutan ini bahkan berbentuk sosok Dark yang menyeramkan, dan selalu mengunjunginya setiap malam.

Awalnya, Dark membawa Orion menaiki roller coaster keliling dunia untuk membuktikan bahwa nggak ada yang perlu ditakutkan di malam hari. Siapakah sebenarnya Dark itu? Apa yang akan terjadi pada Orion dalam perjalanan selanjutnya? Tontonlah!

Ulasan:

"Orion and The Dark" nggak hanya menyajikan petualangan menarik yang mengatasi ketakutan, tetapi juga membawa nuansa magis lewat suara-suara bintang Hollywood yang mendukung animasi ini. Sebagai animasi yang mengangkat tema ketakutan, meskipun mengambil materi dari kisah anak-anak, film ini tetap berhasil menyampaikan perenungan mendalam tanpa kehilangan esensi aslinya.

Daya tarik animasinya nggak dapat diabaikan, visualnya menciptakan karakter yang hidup dalam dunia yang unik. Meskipun menceritakan kisah anak sepuluh tahun, film ini kurasakan, masih bisa menyampaikan pesan yang relevan untuk penonton remaja maupun dewasa. 

Sayangnya, film ini nggak luput dari kelemahan. Beberapa plot hole dan ambisi berlebihan terdapat dalam alur cerita, bikin aku bertanya-tanya, haruskah aku menerima hal demikian? Terlepas ini adalah film anak-anak.

Ditambah, kendatipun filmnya menyampaikan pesan yang universal, sayangnya, nggak semua penonton mampu menerima eksekusi film ini terkait sisi spiritualnya, dan aku salah satunya. Sebagai tontonan animasi, dengan pendekatan atheis yang diusung, film ini jelas menjadi batasan bagi sebagian penonton. Maka, aku hanya bisa kasih skor: 6/10. Selamat menonton, ya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak