Review Film Fighter: Menguak Dualitas dalam Aksi Udara Bollywood!

Hernawan | Athar Farha
Review Film Fighter: Menguak Dualitas dalam Aksi Udara Bollywood!
Foto Film Fighter (IMDb)

Film Fighter menjadi antusiasme bagi penggemar Bollywood dengan menghadirkan bintang-bintang ternama seperti Hrithik Roshan, Deepika Padukone, dan Anil Kapoor. Dibuat oleh sutradara berbakat Siddharth Anand, yang sebelumnya sukses dengan film-film seperti "War" (2019) dan "Pathaan" (2023), "Fighter" rilis sejak 25 Januari 2024 di bioskop tercinta, dengan durasi sekitar 160 menit. 

Cerita film ini secara garis besar, berkisah tentang Shamsher Pathania, diperankan oleh Hrithik Roshan, seorang pemuda yang mendaftar di Angkatan Udara India dengan harapan menjadi pahlawan Angkatan Bersenjata India. Dipimpin oleh Deepika Padukone sebagai Pemimpin Skuadron Minal Rathore dan Anil Kapoor sebagai Kapten Grup Rakesh Jai Singh, karakter-karakter ini menghadapi rintangan kompleks seperti konspirasi politik, pengkhianatan, dan pertempuran sengit melawan musuh-musuh mereka. Dengan penambahan Karan Singh Grover, Akshay Oberoi, dan Sanjeeda Shaikh dalam pemeran, "Fighter”, membuat karakter di dalam film ini semakin ramai. 

Masuk lebih dalam lagi pada dunia Film Fighter, yang tercipta adalah dunia semi-fiksi, terhadap serangan teroris Pulwama pada tahun 2019. Unit elit Air Dragons, dipimpin oleh Group Captain Rakesh Singh (Anil Kapoor), ditugaskan untuk mendukung serangan udara Balakot sebagai balasan. Namun, ketika dua anggotanya tertangkap di belakang garis musuh, pilot tempur Shamsher Pathania (Hrithik) memimpin pasukan yang tersisa dalam misi berani menyelamatkan mereka.

Ulasan

Awalnya, "Fighter" menjanjikan pengalaman sinematik yang memikat dengan pertarungan udara yang mendebarkan. Namun, segera film ini beralih ke wilayah patriotisme dengan sloganeering berlebihan (praktik membuat atau menggunakan slogan secara berlebihan atau berulang-ulang dalam komunikasi, khususnya dalam konteks politik atau patriotisme), sehingga menciptakan suasana sinema yang terbagi: dramatisme nasionalistik yang agak berlebihan dan aksi udara yang gila.

Film yang menampilkan aksi ciamik dari Hrithik Roshan dan Deepika Padukone, tentunya jelas, menawarkan campuran unik dari berbagai genre. "Fighter" menggabungkan elemen-elemen film laga dengan dosis tinggi patriotisme, yang mana, menciptakan sebuah pengalaman yang unik dan mendebarkan. Meskipun transisi sutradara Siddharth Anand dari genre yang lebih ringan menuju film laga, mungkin awalnya membingungkan, tetapi hasil akhirnya berhasil mempertahankan keunikan dan daya tariknya.

Adegan aksi udara yang memukau secara visual dan pertarungan udara yang penuh adrenalin menandai puncak film ini. Meskipun dialog kitch terkadang mengganggu, tetapi film ini tetap mampu memberikan momen emosional yang tajam, terutama dalam interaksi antara karakter Hrithik dan Ashutosh Rana.

Omong-omong terkait dialog kitch, itu merujuk pada dialog atau percakapan yang dianggap klise, lebay, atau terlalu dibuat-buat. Dialog kitch cenderung mengandung ekspresi atau frase yang terlalu dramatis atau melodramatis, sering kali melebihi batas keaslian, sehingga dapat terdengar nggak alami atau terlalu teatrikal. 

Akan tetapi, performa Hrithik Roshan cukup mencuri perhatianku. Dia membawa film ini dengan cukup kuat dan momen penampilan yang penuh daya tarik. Deepika Padukone juga brilian dalam perannya sebagai karakter perempuan kuat, dan Anil Kapoor memastikan karakternya tetap signifikan.

Meskipun "Fighter" selama aku menonton dapat diprediksi alurnya dengan plot tipis dan formula yang ‘sebenarnya sudah ada beberapa film yang bikin’, tetapi film ini masih bisa menghibur dengan lapisan kejutan dalam kemasan yang slick. Skor dariku: 7/10. Jangan ragu buat menonton film ini, ya!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak