Review Film Land of Bad, Aksi Penuh Ketegangan dengan Spektakel Visual!

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Film Land of Bad, Aksi Penuh Ketegangan dengan Spektakel Visual!
Foto Film Land of Bad (IMDb)

"Land of Bad," yang disutradarai oleh William Eubank, menghadirkan pengalaman menonton yang intens dalam genre action-thriller dengan durasi 1 jam 53 menit. Film ini didistribusikan oleh: The Avenue, Variance Films, dan Paramount, yang akhirnya rilis pada 21 Februari di seluruh bioskop Indonesia.

Kisahnya membawa penonton pada seorang tentara, Sersan JJ Kinney (diperankan oleh Liam Hemsworth), dia perwira muda TACP angkatan udara yang sebenarnya spesialisasinya ialah pilot drone. Namun suatu ketika, dia mendapati dirinya menjadi bagian dari tim bersama rekan-rekan tentaranya, yang menjalankan misi penting di kawasan Kepulauan Sulu, Filipina, dengan bantuan pengawasan drone yang dikendalikan Kapten Reaper (Russell Crowe).

Sayangnya, Sersan JJ Kinney bersama kawan-kawan tentaranya, ketahuan musuh dan mereka diserang. Dalam serangan mematikan itu, hanya Sersan JJ Kinney selamat. Seorang diri, dia harus menyelesaikan misi dengan ditemani Reaper yang mengawasinya dari jauh menggunakan drone.

Ulasan:

Dalam perannya yang penuh aksi, Hemsworth berhasil menonjol sebagai pemeran utama dengan kemampuan aktingnya yang mendalam. Aktor kelahiran Melbourne, Australia, telah berhasil menghidupkan sosok yang tampak tangguh dan keras. Karakternya cukup berbeda dengan film-film yang pernah dibintanginya. Kayak "The Last Song" (2010) sebagai cowok keren yang memikat hati cewek broken home, dia bahkan pernah tampil sebagai Gale Hawthorne dalam seri "The Hunger Games" (2012-2015) sebagai pemberontak distrik yang cintanya bertepuk sebelah hati. 

Film ini juga mencuri perhatianku melalui set desain yang menghadirkan nuansa hutan tropis Filipina dengan sangat meyakinkan. Mengapa begitu? Karena aslinya, lokasi syuting hanya dilakukan di Queensland, Australia (artinya pengambilan gambar nggak sungguhan di Filipina). Oh, iya, aku juga bisa merasakan atmosfer mencekamnya di beberapa scene, terutama dalam adegan penjara bawah tanah. Visualnya berhasil ditangkap dengan baik. 

Sutradara William Eubank, jelas memperlihatkan kemampuannya memanfaatkan anggaran produksi yang terbatas, untuk menghadirkan Land of Bad sebagai karya visual yang mengesankan. Dia bisa membawa penonton terlibat secara emosional dengan lokasi yang dibuatnya, yang mana, menciptakan ketegangan yang intens. Keahliannya dalam mengatur tempo dan blocking kamera menjadi kunci pengalaman nonton yang asyik. 

Nggak hanya itu, Eubank juga menghadirkan ‘spektakel’ visual yang luar biasa ketika film mencapai puncaknya dengan ledakan dan tembak-tembakan. Dalam Istilah ‘spektakel’, itu merujuk pada elemen dramatis atau visual yang menghasilkan kesan yang kuat pada penonton.

Dengan aksi yang memukau dan detail visual yang baik, pertarungan antara tentara dan para musuhnya telah menimbulkan ketegangan yang intens. Akan tetapi, film ini lumayan mendapat sorotan yang ketat karena hanya bisa ditonton oleh penonton usia dewasa, karena menampilkan adegan gore yang cukup intens, termasuk pemenggalan kepala yang menunjukkan sisi gelap genrenya, 

Terlepas plotnya agak-agak mirip dengan film se-tema ala-ala tentara gitu, tapi, film ini berhasil memberikan pesan tersirat tentang perjuangan hidup. Pada akhirnya, "Land of Bad" nggak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mengajak penonton untuk merenung tentang nilai keberanian dan tekad di tengah tantangan. Dengan kombinasi elemen-elemen yang kuat, skor dariku: 7/10. Seandainya ada plot twist besar yang bikin aku tercengang, dan bila tema-nya nggak terlalu familier, mungkin skor bisa aku kasih lebih. Buruan nonton sebelum turun layar!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak