"Dream Scenario" ialah film terbaru Kristoffer Borgli. Setelah lama dinanti-nanti, akhirnya rilis di bioskop-bioskop tertentu di Indonesia pada 21 Februari 2024.
Dengan arahan yang penuh visi dari Borgli, sutradara yang telah dikenal lewat DRIB (2017) dan Sick of Myself (2022), rupa-rupanya berhasil menawarkan kombinasi yang kuat antara komedi dan drama dengan sentuhan fantasi yang menggugah.
Rumah produksi A24, yang telah dikenal dengan sejumlah film berkualitas tinggi, turut menyokong keberhasilan "Dream Scenario".
Dengan Ari Aster sebagai produser, bersama dengan Lars Knudsen, Jacob Jaffke, Tyler Campellone, bahkan Nicolas Cage, film ini benar-benar dikerjakan oleh tim yang memiliki rekam jejak yang kuat di industri film.
Film ini berkisah tentang Paul Matthews, seorang profesor biologi yang hidupnya berubah secara drastis ketika dia mulai muncul dalam mimpi orang lain.
Perjalanan Paul di antara dunia nyata dan mimpi, dengan segala kompleksitas emosional dan humor yang tersembunyi, membangun dasar cerita yang menarik.
Review Film Dream Scenario
Nicolas Cage, membawakan peran utama sebagai Paul Matthews, dan dirinya menyuguhkan penampilan luar biasa. Dengan postur tubuh yang berbeda dan gerak-gerik yang terkadang kayak orang bingung, Cage benar-benar membawa karakter Paul ke dalam kehidupan dengan kekuatan aktingnya yang nggak main-main.
Julianne Nicholson, perannya sebagai istri Paul, memberikan penampilan yang anggun dan menarik, sementara Michael Cera, Tim Meadows, Dylan Gelula, dan Dylan Baker, pun memberikan kontribusi penting dalam karakter-karakter pendukung yang kuat.
"Dream Scenario" nggak hanya menyajikan komedi yang menghibur, tetapi juga menjelajahi inti emosinya melalui lapisan cerita yang kompleks.
Borgli tampaknya merancang setiap adegan demi adegan dengan teliti. Hal demikian membawa penonton sukarela mengikuti perjalanan Paul yang mencakup berbagai momen: Ceria, terlibat konflik, hingga momen-momen menegangkan.
Uniknya lagi, dalam film ini, mimpi bukan hanya kembang tidur biasa. Akan tetapi, juga menjadi pintu masuk ke fantasi yang kompleks. Yang mana, rupanya itu juga membuka pintu atas ‘sebuah trauma’, dan membuka ‘kenyataan alternatif’.
Dalam konteks film atau kisah fiksi, ‘kenyataan alternatif’ merujuk pada sebuah realitas atau dunia yang berbeda dari kenyataan yang kita kenal sehari-hari. Ini bisa mencakup perubahan dalam sejarah, lingkungan sosial, atau bahkan hukum alam.
Dalam "Dream Scenario", ‘kenyataan alternatif’ mengacu pada penggambaran dunia mimpi yang menjadi inti cerita, di mana aturan dan kejadian dapat berbeda secara drastis dari realitas yang selama ini dikenal oleh sang karakter utama.
"Dream Scenario" tentunya menghadirkan pengalaman sinematik yang unik. Borgli berhasil menggabungkan elemen-elemen yang berbeda, menciptakan karya yang mencengangkan secara visual dan mendalam dari segi naratif.
Seiring dengan penampilan gemilang para pemainnya, film ini berhasil mengeksplorasi batas antara realitas dan mimpi dengan penuh kecerdasan dan ketajaman.
Tampaknya, film ini mengajak penonton untuk melihat mimpi sebagai cermin batin yang mampu membuka jendela ke dalam pikiran dan emosi seseorang.
Selain itu, "Dream Scenario" menggali dampak sosial dan interaksi manusia yang terjadi melalui dunia mimpi, yang mana, itu jadi menciptakan narasi yang nggak hanya berfokus pada tingkat pribadi, tetapi juga menciptakan resonansi lebih luas.
Jadi, aku bisa kasih skor: 8,5/10. Nggak bisa kasih skor lebih karena komedinya kadang absurd. Selamat menonton, ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS