Ulasan Novel Runaway Ran, Trauma Masa Lalu Komikus Jutek

Hayuning Ratri Hapsari | Rie Kusuma
Ulasan Novel Runaway Ran, Trauma Masa Lalu Komikus Jutek
Cover novel Runaway Ran (Goodreads)

Novel Runaway Ran karya dari Mia Arsjad diterbitkan pertama kali oleh Gramedia Pustaka Utama di bulan Juli 2013 dan akan saya berikan ulasannya berikut ini.

Gara-gara menguping pembicaraan ayah dan ibunya, Katrin jadi tahu, ayahnya yang semula mendapat promosi jabatan sebagai direktur utama perusahaan dan merupakan kandidat terbaik, harus tergeser posisinya oleh orang luar yang dipilih langsung oleh para pemegang saham.

Ayahnya yang terlalu lurus dan alim dianggap halangan untuk sebagian orang. Ayah Katrin pensiun sebagai konsekuensi jika gagal terpilih. Katrin resmi menjadi anak eks direktur.

Sebagai anak manja dan seorang shopaholic, Katrin berusaha mencari kerja part time untuk membiayai kebutuhan belanja online-nya yang gila-gilaan. Ia berniat meringankan beban orang tua, meskipun sang ayah tetap bertanggung jawab membiayai S2 Manajemen Katrin yang tinggal setahun lagi.

Melalui iklan lowongan yang didapat Katrin dari Alya, sahabatnya, gadis itu lalu melamar kerja sebagai asisten seorang komikus yang sedang naik daun, J.F. Ran, yang komiknya 4 Hero No Zero sedang booming di Indonesia dan Katrin pun diterima.

Namun, Katrin harus menghadapi kenyataan ketika mulai bekerja untuk Ran, bahwa lelaki itu tak seramah seperti di saat wawancara.

Sebaliknya, Ran dingin, judes, galak, kaku, dan segudang tingkah laku yang bertolak belakang dari kesan pertamanya, seakan-akan Ran memiliki kepribadian ganda.

Katrin juga harus menahan emosi setiap bertemu dengan Viana, pacar Ran yang over posesif dan kerap memancing keributan dengan Katrin, membuat gadis itu nyaris menyerah kalau saja tak ingat gaji menggiurkan yang diberikan Ran.

Novel ini menggunakan alur maju dengan menghadirkan sejumlah konflik keluarga dan percintaan termasuk di dalamnya perselingkuhan.

Konflik yang ada tak hanya melibatkan Katrin dan Ran serta masa lalu keluarganya, tapi juga Alya, sahabat Katrin yang dieksploitasi secara seksual oleh kekasihnya, Adit.

Karakter Ran—yang digambarkan judes dan kerap menyakiti perasaan orang karena kata-katanya, tapi sekaligus baik dan royal dalam memberikan hak Katrin sebagai asistennya—ternyata berhubungan dengan trauma masa lalunya. Ia sengaja menciptakan karakter seperti itu setelah peristiwa yang dialaminya di usia remaja.

Konflik berlapis di seputar kehidupan Ran yang ternyata rumit dan melibatkan urusan balas dendam, bersanding dengan konflik Katrin yang tipis-tipis dan hanya berkisar kegalauannya setiap tergiur barang online tapi uang gajinya sudah menipis. Meskipun terasa aneh tapi semua konflik tersebut ternyata nge-blend dan semakin menarik untuk diikuti.

Kekurangan pada novel ini menurut saya ada pada karakter Katrin yang digambarkan manja. Semestinya bisa lebih diperjelas lagi gambaran tentang sifat manja Katrin, ketimbang hanya lewat cara bicara dan kebiasaannya yang suka merengut jika tak menyukai sesuatu.

Saya malah melihat karakter Katrin cukup mandiri dengan keinginannya mencari part time job meskipun dengan tujuan untuk memenuhi hasratnya belanja online.

Tokoh Katrin ini juga senang beres-beres. Ia tidak suka jika melihat barang berantakan. Saya pikir jika dikatakan manja, harusnya tokoh Katrin malah akan bersikap sebodo amat dan merelakan tugas-tugas seputar kebersihan menjadi urusan ART.

Selebihnya, novel ini memiliki sisi-sisi positif yang menggugah tentang pentingnya menjaga keutuhan keluarga. Sebab, kita pasti tak ingin mencederai perasaan anak maupun orang tua, yang bisa saja terjadi akibat adanya perpecahan dalam keluarga.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak