Perang antara Rusia dan Ukraina menjadi salah satu medan perang paling brutal di era modern ini. Salah satu jenis senjata yang turut digunakan dalam konflik yang sudah berlangsung selama 2 tahun ini adalah Rudal Balistik.
Menyadur laman indomiliter.com, beberapa waktu lalu, Rusia sukses menghancurkan sistem pertahanan udara Patriot yang dioperasikan oleh Ukraina.
Sistem rudal pertahanan udara jarak menengah dan jauh tersebut sukses dihancurkan oleh sistem rudal balistik buatan Rusia, yakni Iskander-M. Sebelumnya, rudal ini juga sukses menghancurkan sistem roket multi-laras buatan Amerika Serikat yang dipasok ke Ukraina, yakni Himars.
Hal tersebut membuat nama rudal yang dikembangkan oleh 3 konsorsium asal Rusia, yakni Votkinsk Plant State Production Association (Votkinsk), Production Association Barricades dan KBM (Kolomna) tersebut mulai naik daun setelah sempat menghilang dan jarang digunakan pada tahun 2023 kemarin.
Dikategorikan Sebagai Rudal Balistik Taktis
Melansir dari laman missiledefenseadvocacy.org, rudal Iskander atau yang memiliki nama lengkap 9K720 Iskander ini mulai dikembangkan pada akhir dekade 1980-an dan 1990-an.
Rudal ini sendiri diproyeksikan untuk menggantikan keluarga rudal Scud yang sudah digunakan sejak dekade 1960-an dan juga rudal OTR-21 Tochka yang juga digunakan saat era perang dingin.
Rudal Iskander sendiri memiliki konsep sebagai rudal balistik taktis jarak pendek yang diluncurkan menggunakan sistem peluncur beroda. Umumnya kendaraan yang digunakan adalah truk penganggkut atau tellar beroda 8x8 atau 10x10.
Rudal balistik Iskander sendiri sempat mengalami penundaan pengembangan di dekade 1990-an pasca runtuhnya Uni Soviet. Akan tetapi, rudal ini kembali dilanjutkan pengembangannnya pada dekade 2000-an dan sukses diuji coba dan mulai dioperasikan pada tahun 2006 silam.
Mampu Membawa Hulu Ledak Nuklir Maupun Konvensional
Sebagai rudal balistik jarak pendek, Iskander sendiri memiliki jangkauan antara 300 km untuk rudal varian awal dan 400-500 km untuk varian rudal Iskander-M yang merupakan varian tercanggih dari sistem rudal ini.
Menyadur laman militarytoday.com, rudal ini menggunakan sistem pelacakan inertial guidance yang menggunakan sistem berpemandu GPS konvensional.
Namun, rudal ini juga bisa dioperasikan dengan sistem pelacakan sejenis GPS buatan Rusia yang dikenal dengan nama GLONASS.
Rudal seberat 4 ton ini dikenal mampu menggunakan beragam jenis hulu ledak, termasuk hulu ledak nuklir. Rudal varian Iskander-M sendiri mampu memuat hulu ledak hingga berat 700 kg.
Namun, sejauh ini Rusia tidak pernah menggunakan rudal varian nuklirnya secara langsung, kecuali untuk kebutuhan uji coba.
Mengingat konflik dengan Ukraina yang kian memanas, kemungkinan besar Rusia masih akan mengandalkan kemampuan rudal Iskander ini untuk menyasar berbagai target militer strategis dan sistem persenjataan milik Ukraina.