Membuat keputusan yang tepat terdengar sangat mudah untuk dilakukan. Seperti saat ini, dalam beberapa menit kamu telah memutuskan untuk membaca artikel sementara orang lain memutuskan untuk melirik judul atau bahkan mengabaikannya begitu saja. Jika masih berminat, kamu bisa membaca ulasan buku berikut ini.
Buku Perfect Decisions ini ditulis oleh seorang ekonom dan manajer senior sumber daya manusia, Andrew Leigh, dialihbahasakan oleh Paloepi Tyas Rahadjeng, serta didedikasikan untuk pembaca yang ingin belajar membuat keputusan tepat tanpa harus menjadi seorang ahli manajemen.
Keputusan yang tepat adalah keputusan yang sempurna, demikian kalimat yang tertulis dalam salah satu lembaran bukunya. Benarkah bahwa harapan tersebut bisa terwujud kala kita harus berhadapan dengan berbagai probabilitas dan konsekuensi sebelum membuat keputusan secara terus menerus setiap hari?
Ikuti salah satu ilustrasinya: semakin tinggi tingkat pendidikan kita maka kecerdasan selalu mendapatkan tempat istimewa bagi pertimbangan sebuah keputusan. Dengan menetapkan target dan ekspektasi yang dilandasi oleh rasa percaya diri, kita akan berusaha memberikan alasan yang tepat untuk mengukuhkan setiap pemikiran dan pandangan meskipun harus berhadapan dengan dua kemungkinan yang jelas yakni keberhasilan atau kegagalan kelak di kemudian hari.
Contoh kegagalan: seorang impulsive buying yang memiliki posisi strategis dalam sebuah perusahaan berniat membeli rumah berikut properti di dalamnya. Meskipun tidak memiliki pengetahuan yang memadai, dia tidak mengindahkan informasi dari orang lain tentang kekurangan dari produk tersebut karena percaya dan yakin bahwa penilaiannya tidak akan meleset.
Ternyata banyaknya kekurangan dari rumah dan properti yang dibeli baru terlihat beberapa bulan kemudian setelah kontrak pembelian telah ditandatangani, maka dia harus mengeluarkan biaya tambahan yang tidak sedikit untuk melakukan renovasi dan upgrade properti.
Menerima kenyataan pahit seperti contoh diatas bukan perkara mudah bagi semua orang, alih-alih mengakuinya beberapa orang yang memiliki kemampuan finansial terbatas akan melakukan defence mechanism atau menjadi kecewa. Bahkan dalam beberapa kejadian atau kasus yang lebih berat, kesalahan dalam membuat keputusan bisa menyebabkan frustrasi atau depresi.
"Keputusan hebat yang dibuat oleh manusia sebagai suatu peraturan, lebih banyak berhubungan dengan insting dan faktor misterius lain yang tidak disadari, daripada keinginan yang disadari dan keinginan yang masuk akal," Carl Gustav Jung.
Dalam tinjauan psikologi, aspek perilaku seperti emotional hajacking, power, hallo effect, membership in-group, reward and punishment, serta too confident, dapat mengaburkan penilaian seseorang dalam membuat keputusan, berpikir rasional merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan atau kegagalannya. Beberapa aspek penting lainnya tertulis dalam halaman-halaman buku berikutnya.
Buku yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 1997 ini menyuguhkan pengetahuan dan kiat sukses dari penulis buku dalam membuat keputusan yang tepat berdasarkan pengalamannya sebagai konsultan pengembangan sumber daya manusia. Dilengkapi dengan beberapa quotes pada beberapa lembarnya, buku ini menjadi lebih menarik untuk dibaca.
Penulis, Andrew Leigh mengatakan bahwa keputusan yang sempurna merupakan judul buku yang menarik dan memiliki silsilah yang baik karena sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, cocok untuk menggugah ambisi yang masuk akal meskipun tidak dianjurkan untuk terlalu berharap dapat mewujudkan sebuah keputusan yang benar-benar sempurna dalam menjalani hidup.
Keputusan bukan hasil akhir melainkan sebuah tindakan responsif ketika menentukan, memilih, menghindari, atau menolak sekian banyak alternatif untuk memprakarsai atau menerima setiap perubahan yang terjadi dalam setiap detik dan tarikan nafas kita. Selamat membaca, semoga bermanfaat.