Hide and Seek adalah film bergenre misteri yang memuat kisah tentang perjalanan seorang pengusaha kaya bernama Noah (Rhys Meyers) saat tengah menyelusuri keberadaan saudara laki-lakinya, Jacob yang menghilang tanpa kabar.
Suatu hari, seorang kenalan Noah mengungkap keberadaan Jacob dan turut mengulas sedikit permasalah yang tengah dihadapinya. Sebagai saudara, Noah lantas mendatangi tempat tinggal Jacob supaya dapat bertemu sekaligus membereskan masalah di sana.
Ternyata Jacob tinggal di bangunan terbengkalai, tempat di mana para gelandangan tinggal. Melihat keadaan di sana, Noah menyadari bahwasannya kehidupan yang dijalani Jacob itu amat sangat berbeda dengan apa yang ia jalani sekarang.
Menurut manager hunian, Jacob sudah lama meninggalkan kamarnya. Ia pun kabur sebelum membayar tunggakan sewa dan mengemas barang-barangnya. Ketika mencari tahu keberadaan Jacob di sana, Noah bertemu dengan seorang wanita Asia beserta anaknya.
Dua orang asing itu nampak mengetahui sesuatu hal tentang Jacob, namun menolak keras untuk berurusan dengan Jacob ataupun Noah. Imbasnya, Noah terpaksa mencari petunjuk tentang Jacob dari kamar sewaannya.
Di sana, Noah menemukan banyak kejanggalan, ada tulisan-tulisan mengerikan, simbol-simbol aneh, sampai lubang yang menembus langsung ke kamar seorang gadis yang baru saja dinyatakan hilang. Temuan-temuan itu lebih dari cukup untuk membuat Noah mengkhawatirkan perbuatan saudaranya.
Ulasan Film Hide and Seek
Hide and Seek, film bergenre misteri yang membuat saya masih saja bertanya-tanya tentang berbagai hal, meskipun sudah saya tonton sampai selesai. Namun, sebelum membahas kemisteriusan film ini, rasanya penting untuk mengungkap bahwa film ini mampu memberikan tekanan kepada penonton meskipun lewat adegan-adegan simpel di dalamnya.
Misal, adegan ketika Noah yang mengidap OCD mencuci tangan. Adegan simpel satu ini berhasil membuat saya memalingkan pandang, selayaknya ketika menonton adegan super gore yang pernah saya saksikan. Artinya, Mayers selaku aktor berhasil menghipnotis penonton dengan kemampuan aktingnya, sinematografi film ini tepat menciptakan hubungan emosional dengan penonton, dan efek suaranya pun mampu memandu adrenalin penonton sampai ke puncaknya.
Sebagaimana genrenya, sebagian besar dalam film ini adalah teka-teki. Penonton diajak menyelami cerita lewat sudut pandang Noah yang penuh ke-ambigu-an. Mungkin, jika kamu adalah tipe penonton yang sama tidak sabarannya seperti saya, akan merasa greget bahkan kesal sebab banyaknya hal menggantung di film ini.
Belokan plotnya pun menurut saya aneh, kisah pria yang mencari adiknya, bergerak jadi kisah yang lain. Menjelang akhir kisah, Jacob yang dicari Noah tak disinggung lagi, cerita berubah arah tanpa menjelaskan penyelesaian masalah cerita pertama. Akibatnya, adegan yang mengisi awal hingga pertengahan cerita terkesan jadi subplot yang tidak ada gunanya.
Soal karakter dan motivasi-nya pun kurang berkembang, latar belakang cerita tidak dieksplorasi dengan cara yang bermakna, petunjuk tentang masalahnya pun terkesan abu-abu. Sehingga saya selaku penonton jadi bingung bila ditanya maksud yang hendak disampaikan dalam film ini.
Setelah menyaksikan film Hide and Seek, saya dibuat bertanya-tanya tentang di mana Jacob? Apa yang diketahui si wanita Asia tentang Jacob? Apa yang membuat si wanita Asia nampak ketakutan pada Jacob? Apa maksud ingatan-ingatan Noah tentang masa lalunya?
Kesimpulannya, film Hide and Seek penuh teka-teki yang agaknya bakal cocok dengan tipe penonton yang menyukai hal-hal berbau misteri.