Review Nightmares and Daydreams Episode 7: 'P.O Box', Terhubung dan Terkuak!

Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Review Nightmares and Daydreams Episode 7: 'P.O Box', Terhubung dan Terkuak!
Foto Nightmares and Daydreams Episode 7: PO Box (Netflix)

Episode ketujuh dan terakhir dari Series Nightmares and Daydreams: PO Box, rupanya jadi penutup yang penuh kejutan. Episode ini nggak cuma mengupas lapisan terakhir dari narasi kompleks yang telah dibangun sepanjang seri, tapi juga menantang penonton dengan twist dan aksi yang mendebarkan. Netflix benar-benar beruntung menggaet Joko Anwar ya? Asyiknya, series ini masih hangat dan jadi perbincangan sinefil semenjak penayangan awal pada 14 Juni 2024. 

Episode 7: 'PO Box', membawa penonton ke dalam pencarian yang penuh misteri dan ketegangan di menit-menit akhir. Dalam episode ini, kita diperlihatkan sosok Valdya, perempuan yang berprofesi mengamati berlian. Ya, dia seorang profesional dalam dunia berlian dan punya mata tajam dan indah, diperankan oleh Asmara Abigail.  

Valdya lagi mencari saudara perempuannya yang hilang. Pencariannya membawa Valdya pada petunjuk-petunjuk misterius, yang menuntunnya ke dalam situasi berbahaya. Dengan latar belakang dunia yang penuh rahasia dan ancaman tersembunyi, episode ini mengungkap lapisan terakhir dari cerita kompleks yang telah dibangun sepanjang episode. Kamu jadi kepo kan? Eh. 

Ulasan:

Asmara Abigail berhasil menghidupkan karakternya dengan baik, yang terngiang di telingaku itu suaranya yang seksi. Aduh, serius, suara dia kayak dibikin beda dari film-film dia sebelumnya deh. 

Episode ini dipenuhi dengan twist dan kejutan yang terus menjaga ketegangannya hingga akhir. Joko Anwar, sebagai sutradara, sekali lagi menunjukkan kepiawaiannya. Setiap adegan dirancang dengan cermat untuk menjaga penonton tetap nonton dengan narasi yang penuh dengan teka-teki dan ancaman tersembunyi.

Kerennya lagi, kekuatan utama dari "PO Box" adalah bagaimana episode ini mengikat semua benang cerita dari episode sebelumnya. Penonton akhirnya mendapatkan jawaban atas banyak pertanyaan yang telah muncul sepanjang episode, biarpun nggak semuanya. 

Kejutan terbesarnya, kemunculan kembali sosok jahat yang ada di episode ketiga (sosok pria alias si pelaku KDRT yang bekerja di kementerian). Dia muncul di episode ketujuh, di tengah orang-orang misterius dalam sebuah ruangan yang juga misterius. Momen paling mengerikan adalah ketika dia makan otak manusia dengan menyendoknya seperti makan agar-agar. Adegan ini menunjukkan betapa kejam dan brutalnya episode terakhir ini. 

Puncaknya terjadi ketika karakter-karakter utama dari setiap episode sebelumnya berkumpul di episode ini. Ada Panji si sopir dari episode pertama, Rania si penulis dari episode ketiga, Wahyu si nelayan yang mendapat anugerah di episode keempat, lalu Dewi yang suaminya dipermainkan entitas asing di episode lima, dan Ali si ahli hipnotis dari episode keenam.

Mereka hadir untuk menyelamatkan sosok terpilih berikutnya, Valdya, yang ditawan ‘makhluk menyerupai manusia’ (alien, penghuni dunia rongga bumi, Agartha). Melihat bagaimana semua karakter utama ternyata memiliki peran penting sebagai superhero yang disebut "Antibodi", itu bikin takjub. 

Twist-nya lagi, bahwa setiap karakter utama yang tampak biasa di episode-episode sebelumnya, ternyata adalah superhero. Ini mengubah persepsi terhadap karakter-karakter tersebut. 

Namun, meskipun episode ini sangat menarik, ada beberapa hal mengganjal. Kekerenan kisahnya jadi sedikit luntur oleh banyaknya plot hole, yang sepertinya sengaja dilakukan. Pertanyaan seperti, “Antibodi itu superhero jenis apa? Mutan atau lainnya? Terus siapa yang menyatukan para superhero ini, dan di mana markas mereka?” Masih belum terjawab. Bahkan, karakter dari episode kedua nggak muncul di sini, yang sebenarnya masuk akal karena jika melihat timeline kisahnya, episode dua itu terjadi setelah episode ketujuh. Ini membuat ketidakhadiran itu bisa kupahami. 

Yang masih jadi plot hole besar itu terkait penjelasan mengenai makhluk asing. Masih terasa sangat singkat dan langsung selesai begitu saja, tanpa memberikan penonton waktu untuk menikmati ending yang lebih halus. Aku agak kecewa karena ending terasa terlalu cepat dan nggak memberikan penutup yang memuaskan. Seandainya durasinya ditambah beberapa menit lagi untuk setidaknya memperlihatkan adegan tambahan, cerita mungkin akan terasa lebih memuaskan. 

Pada akhirnya, episode ketujuh ini adalah penutup yang cukup memuaskan. Meskipun ada beberapa kekurangan, twist dan ketegangan yang dihadirkan tetap membuat episode ini menarik untuk ditonton. Skor dariku untuk keseluruhan episode series ini adalah 7,5/10. 

Sebagai series fiksi ilmiah supernatural, ini sudah bagus dan nilai ini nggak bisa dibandingkan dengan series dari genre lain ya. Jadi, jangan kaget jika ada series dari Indonesia yang mendapat nilai lebih tinggi dariku karena penilaiannya bukan berdasarkan bagus atau jelek, tapi dari jenisnya: Misal genrenya apa? Tema yang diusung apa? Dll. Rasa-rasanya keliru kalau-kalau menilai tontonan yang nggak ‘apple to apple’. Paham ya?

Buat kamu yang masih ragu, ngapain ragu sih? tontonlah, rugi banget kalau nggak nonton. Ups. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak