Di tengah euforia pencapaian sebagai juara Grup A, Timnas Indonesia justru harus menghadapi badai cedera yang cukup mengkhawatirkan. Dua pemain kunci, Arkhan Fikri dan Toni Firmansyah dipastikan absen pada laga semifinal melawan Thailand yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (25/7/2025) malam nanti.
Arkhan Fikri, gelandang kreatif yang selama ini menjadi nyawa permainan tim mengalami cedera saat pertandingan melawan Filipina. Cedera tersebut memaksanya absen saat melawan Malaysia di laga pamungkas, bahkan kini juga harus menepi di pertandingan krusial semifinal.
"Tentu kehilangan Arkhan adalah kerugian karena dia pemain penting, tapi cedera adalah bagian dari sepak bola, jadi kami harus beradaptasi," ujarnya dalam jumpa pers, sebagaimana dilansir dari Antara News, Kamis (24/7/2025).
Selain Arkhan, nama Toni Firmansyah juga tidak akan tampil karena cedera yang diderita saat melawan Malaysia. Toni merupakan pemain penting dalam mengatur tempo permainan di lini tengah, yang membuat absennya semakin memperlemah struktur tim.
Tak hanya itu, pemain seperti Mikael Tata dan Rivaldo Pakpahan juga tidak dibawa ke semifinal karena mengalami cedera lebih awal saat pemusatan latihan. Hal ini membuat skuad Indonesia tampil dengan komposisi yang jauh dari ideal.
"Mengenai pemain cedera, tentu saja kami kehilangan Arkhan di laga sebelumnya, juga Rivaldo, Tata, dan Toni. Jadi ada tiga-empat pemain inti yang absen, jumlah yang cukup banyak," imbuhnya
Meskipun dihantam badai cedera, semangat juang skuad Garuda Muda tidak surut. Mereka tetap berkomitmen untuk memberikan permainan terbaik dan berjuang demi tiket ke babak final Piala AFF U-23 2025.
Optimisme Gerald Vanenburg Jelang Partai Semifinal
Dalam sesi jumpa pers, Gerald Vanenburg menunjukkan sikap tenang meskipun timnya tengah mengalami keterbatasan pemain. Ia menegaskan bahwa adaptasi cepat telah dilakukan demi menutupi kekosongan yang ditinggalkan para pemain inti.
"Kalau boleh, saya ingin main dengan 13 pemain (bergurau). Tapi serius, kami fokus pada tim sendiri," ujar Vanenburg.
Meski Thailand dianggap sebagai lawan tangguh, Vanenburg tetap optimis dengan semangat dan kedisiplinan para pemain. Ia juga menyoroti kekuatan bertahan timnya yang sejauh ini belum pernah kebobolan selama tiga laga terakhir di turnamen ini.
"Saya bangga karena tim tidak kalah dan tidak kebobolan. Itu penting karena kalau tidak kebobolan, peluang menang lebih besar," tambah juru taktik asal Belanda tersebut.
Peluang Timnas Indonesia U-23 untuk menembus final memang tidak mustahil, meskipun jalan yang harus dilalui lebih berat tanpa beberapa pilar utama. Tapi sejarah dan mentalitas bertanding bisa menjadi pembeda dalam laga seketat ini.
Dukungan penuh dari suporter yang akan memadati Stadion Gelora Bung Karno juga menjadi amunisi tambahan. Faktor kandang dan semangat kolektif bisa membantu menutup celah-celah teknis akibat absennya pemain-pemain kunci.
Thailand sebagai lawan jelas bukan tanpa cela. Meskipun mereka membawa skuad yang solid, tekanan mental bermain di hadapan puluhan ribu pendukung Indonesia bisa menjadi tantangan tersendiri bagi tim Gajah Perang Muda.
Tantangan terbesar bagi Gerald Vanenburg adalah bagaimana meramu strategi baru tanpa mengorbankan keseimbangan tim. Efektivitas dalam memanfaatkan peluang dan menjaga disiplin lini belakang akan sangat menentukan hasil akhir.
Timnas Indonesia U-23 tetap memiliki pemain-pemain muda potensial lainnya yang siap unjuk gigi. Peluang untuk menjadi pahlawan baru selalu terbuka bagi siapa pun yang turun di lapangan nanti.
Dengan kedalaman taktik yang telah disiapkan dan semangat juang yang tidak kendor, Timnas Indonesia U-23 masih punya kans untuk menaklukkan Thailand dan melangkah ke final. Tentu menarik dinantikan bagaimana performa dan jalan keluar yang dipilih sang juru taktik dalam menjaga efektivitas permainan skuad Garuda Muda.