Joko Pinurbo atau yang kerap disapa Jokpin itu merupakan salah seorang penyair terkemuka Indonesia idola saya. Dalam dunia puisi Indonesia, ia telah menorehkan gaya dan warna tersendiri lewat karya-karya gemilangnya.
Namun, sungguh tak disangka, sastrawan rujukan saya dalam menulis puisi itu telah kembali ke hadirat Tuhan tepat pada tanggal 27 April 2024 pukul 06:03 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta.
Puisi-puisi Joko Pinurbo yang lugas, kadang jenaka, menawan dan penuh pesan itu menempati ruang tersendiri di hati para penikmat sastra, termasuk saya. Dan salah satu karyanya yang saya suka adalah buku kumpulan puisi bertajuk Haduh, Aku Di-follow ini.
Sampul buku ini berwarna-warni ala pelangi dengan samudera dan seekor burung yang tengah terbang di atasnya. Burung putih tersebut melambangkan ikon media sosial Twitter atau X.
Setelah menilai nama judul dan sampul buku, tentu di sini bermaksud buku ini merupakan kumpulan puitwit atau puisi twitter yang telah dipublikasikan di akun Twitter Joko Pinurbo berdasarkan urutan waktu publikasi.
Buku terbitan Kepustakaan Populer Gramedia atau KPG pada Februari 2013 ini memuat sekitar 300-an puitwit. Di dalamnya kaya ilustrasi indah senada dengan isi puisi yang dibuat oleh Rio Tupai.
Terdapat banyak puitwit Jokpin yang saya suka. Ada yang membuat saya terbahak, termenung dan dihalau suasana romantis.
Berikut contoh puisi ringan ala Jokpin yang membuat saya terpingkal-pingkal:
Saya mencari anak yang tadi mencuri saya.
Ia meninggalkan saya di warung nasi, karena keburu dikejar polisi.
Di sini Jokpin bermain dengan kata berima 'cari' dan 'curi', 'nasi' dan 'polisi'. Kenapa terpingkal? Sebab seorang anak berani mencuri orang tua dan meninggalkannya di sebuah warung lantaran dikejar polisi. Ini merupakan hal yang tak lazim.
Lalu, puisi karya Jokpin di dalam buku ini yang membuat saya termenung, seperti:
Ada pesawat mendarat di halaman rumahku, parkir di depan pintu.
Pesawat mainan masa kecil, datang dari ibukota sajakku.
Pesawatmu sudah mendarat, hatimu masih terbang di ketinggian kenang-kenang.
Beberapa saat lagi pesawat Anda akan mendarat di halaman hati saya.
Tak ada perbedaan waktu antara benci dan rindu.
Jokpin piawai dalam memilih diksi yang apik dan simbolik. Dalam puisi tentang pesawat ini ia gunakan kata-kata yang sederhana namun melahirkan banyak interpretasi.
Sedangkan puisi Jokpin yang membuat saya berguling-guling di padang romantis, seperti:
Yang membuat malam jadi seru bukan hujan, badai, dan deru, melainkan tangan jauhmu yang diam-diam mengancingkan bajuku.
Tak mengapa matahariku berbeda dengan mataharimu. Mataharimu terbit dari timur, matahariku terbit dari matamu.
Amboi, membaca buku kumpulan puisi ini terasa begitu menyenangkan. Membacanya tanpa didasari rasa beban. Benar-benar menyenangkan. Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul Buku: Haduh, Aku Di-follow
Penulis: Joko Pinurbo
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tebal: 122 halaman
Cetakan: I, Februari 2013
ISBN: 978-979-91-0529-5
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS