Review Film Kaka Boss: Di Balik Sikap Galak, Tersimpan Hati yang Lembut

Hayuning Ratri Hapsari | Ruslan Abdul Munir
Review Film Kaka Boss: Di Balik Sikap Galak, Tersimpan Hati yang Lembut
Trailer film Kaka Boss (YouTube/CINEMA 21)

Apakah kalian sudah menonton Kaka Boss? Sebuah film komedi dan drama yang disutradarai Arie Kriting bersama Kristo Immanuel.

Kisahnya berkisah tentang Ferdinand Omakare alias “Kaka Boss” yang dibintangi oleh Godfred Orindeod, seorang penagih utang yang ditakuti di Jakarta. Ia memutuskan untuk mengubah hidupnya menjadi seorang penyanyi demi membanggakan putrinya, Angel.

Transisi ini tidak hanya tidak terduga tetapi juga penuh dengan tantangan, karena Kaka Boss tidak memiliki pengalaman bermusik dan menghadapi cemoohan dari teman-temannya saat menavigasi kerumitan industri musik.

Kaka Boss dalam film ini digambarkan sebagai pribadi yang keras dan tegas sangat cocok dengan stigma masyarakat tentang sifat orang Indonesia Timur.

Namun, seiring berjalannya cerita, kita akan melihat bahwa di balik sikap kerasnya, Kaka Boss ini ternyata memiliki sisi lembut, terutama ketika berhadapan dengan keluarganya, terutama anaknya Angel yang dibintangi oleh Glory Hillary.

Perpaduan antara sisi tegas dan lembut ini membuat Kaka Boss menjadi lebih dalam dan menarik untuk diikuti. Penonton diajak untuk memahami alasan di balik sikap keras Kaka Boss, dan pada akhirnya dapat merasakan simpati terhadapnya.

Perpaduan Komedi dan Drama yang Menarik

Film ini berhasil memadukan elemen komedi dan drama dengan cukup seimbang. Meskipun karakter Kaka Boss sering digambarkan sebagai sosok yang keras, banyak momen-momen lucu yang muncul, terutama dari interaksi sehari-hari antara Kaka Boss dengan bawahannya atau rekan kerjanya.

Komedi yang disajikan tidak berlebihan, dan sering kali hadir dalam bentuk sindiran atau reaksi yang alami dari para karakter.

Namun, selain komedi, film ini juga memiliki elemen drama yang cukup kuat, terutama ketika menyentuh sisi personal kehidupan Kaka Boss.

Salah satu contohnya adalah bagaimana Kaka Boss harus menghadapi situasi yang menuntutnya untuk menjadi lebih lembut dan memahami perasaan anaknya Angel. Hal ini menciptakan momen-momen emosional yang menyentuh, menambah dimensi kedalaman pada cerita.

Akting yang Kuat dan Meyakinkan

Salah satu kekuatan terbesar dari film ini adalah penampilan para pemainnya, terutama aktor yang memerankan karakter Kaka Boss.

Dia berhasil menggambarkan transformasi dari sosok yang menakutkan dan galak menjadi seseorang yang lebih lembut dan penuh perhatian dengan cara yang meyakinkan.

Meskipun Kaka Boss tidak selalu harus berteriak atau menunjukkan amarah secara berlebihan, penonton tetap bisa merasakan betapa kuatnya pengaruhnya terhadap karakter lain.

Pemeran lain, seperti angel, juga memberikan performa yang patut dipuji. Angel adalah karakter yang insecure, namun tetap bisa menunjukkan ketegasan saat dibutuhkan.

Karakter ini memberikan kontras yang menarik dengan karakter Kaka Boss, karena meskipun terlihat lebih rapuh, angel bisa bersikap keras dan tegas ketika situasi memintanya.

Pemeran Pendukung yang Menghibur

Selain dua karakter utama, film ini juga didukung oleh pemeran pendukung yang memberikan warna tambahan pada cerita. Misalnya, karakter Ghafur (Abdur Arsyad), Alan (Ernest Prakasa) Billy (Reinold Lawalata) menambah elemen komedi yang segar di beberapa adegan.

Kehadiran mereka membantu meringankan suasana saat cerita menjadi terlalu serius, dan interaksi antara mereka dengan karakter Kaka Boss maupun Angel memberikan variasi yang membuat film ini lebih dinamis dan tidak monoton.

Atmosfer dan Suasana yang Terbangun dengan Baik

Salah satu hal yang dipuji dari film ini adalah bagaimana film ini berhasil membangun atmosfer yang kental dan sesuai dengan mood cerita.

Pada bagian-bagian awal, saat bos sedang dalam mode tegas dan galak, penonton bisa merasakan ketegangan dan rasa takut yang dirasakan oleh bawahannya.

Namun, ketika cerita beralih ke sisi yang lebih personal, seperti hubungan Kaka Boss dengan keluarganya, suasana menjadi lebih hangat dan penuh emosi.

Hal ini memberikan keseimbangan antara drama di dunia kerja dan kehidupan pribadi, yang membuat film ini lebih variatif dan tidak terfokus hanya pada satu jenis emosi.

Beberapa Kekurangan dalam Pengembangan Cerita

Ada elemen-elemen yang sepertinya bisa lebih dieksplorasi, terutama bagian-bagian imajinatif yang muncul di beberapa adegan.

Penonton mungkin merasa ada beberapa momen yang kurang mendalam dan hanya sekadar melewati plot tanpa memberikan dampak emosional yang cukup kuat.

Hubungan antara Kaka Boss dan Angel merupakan inti dari film ini, dengan banyak orang yang mengatakan bahwa film ini berhasil menangkap nuansa emosional dari dinamika ayah dan anak. Namun, interaksi karakter dalam film ini sepertinya bisa dibangun, sehingga lebih kuat lagi.

Meskipun ada beberapa kekurangan dalam eksekusi cerita, terutama dalam pengembangan naratif yang terkadang terasa kurang mendalam, film ini tetap menawarkan hiburan yang menyenangkan.

Bagi kamu yang sedang mencari film dengan perpaduan komedi ringan namun tetap memiliki momen emosional yang menyentuh, Kaka Boss bisa menjadi pilihan yang tepat. Atmosfer film yang terbangun dengan baik, ditambah dengan akting yang meyakinkan dari para pemerannya, membuat film ini layak untuk ditonton.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak