Ulasan Novel 'Pasta Kacang Merah', Kisah Persahabatan Beda Generasi

Hernawan | Nida Aulia
Ulasan Novel 'Pasta Kacang Merah', Kisah Persahabatan Beda Generasi
Novel 'Pasta Kacang Merah' (gramedia)

Novel Pasta Kacang Merah karya Durian Sukegawa diterbitkan versi digital pada tahun 2022 oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama dengan jumlah halaman 240.

Sinopsis

Sentaro gagal menjalani kehidupan. la memiliki catatan kriminal, sulit meninggalkan kebiasaan minum alkohol, dan impiannya menjadi penulis semakin lama semakin pudar. la menghabiskan hari-hari monoton di sebuah kedai dorayaki yang berada di bawah pohon sakura yang berubah seiring pergantian musim.

Namun, suatu ketika segalanya mulai berubah. Seorang wanita tua bernama Tokue, dengan jemari yang aneh bentuknya, datang ke kehidupan Sentaro. Dengan metode pengajaran yang sama anehnya, Tokue mewariskan pengalaman lima puluh tahunnya membuat pasta kacang merah kepada Sentaro. 

Namun, seiring persahabatan di antara keduanya mulai terjalin, tekanan dari masyarakat terhadap kondisi Tokue mulai mengungkap rahasia gelap yang wanita itu simpan rapat-rapat. Rahasia itu kemudian menuntut harga yang sangat mahal.

Pasta Kacang Merah adalah harmoni kudapan manis dan persahabatan, kisah bagaimana harapan dapat membantu manusia menghadapi kelamnya masa lalu.

Tokoh Beda Generasi dalam Novel Pasta Kacang Merah

Novel Pasta Kacang Merah memiliki dua tokoh utama beda generasi. Tsujii Sentaro adalah seorang pemuda mantan narapidana yang bekerja di sebuah toko dorayaki bernama Dora Haru. 

Dia hidup sebatang kara. Ibunya sudah lama meninggal dunia dan dia sudah lama tidak bertemu dengan ayahnya. Impiannya adalah menjadi penulis. 

Kemudian, tokoh utama lainnya adalah Yoshii Tokue. Dia adalah seorang nenek berusia tujuh puluh enam tahun. Jari-jarinya bengkok karena penyakit lepra ketika dia masih remaja. Dia memiliki keterampilan yang luar biasa dalam membuat pasta kacang merah.

Sentaro awalnya menjalani pekerjaannya dengan sedikit minat, karena pedagang dorayaki bukanlah pekerjaan impiannya. Namun, hidupnya berubah ketika Tokue menawarkan diri untuk bekerja di toko Dora Haru dan mengajarinya cara membuat pasta kacang merah yang lezat.

Keindahan Sakura dan Kehangatan Toko Dora Haru

Cerita di dalam novel Pasta Kacang Merah berlangsung di sebuah toko kecil yang menjual dorayaki bernama Dora Haru. Toko ini terletak di Jalan Sakura, Tokyo, Jepang.

Jalan Sakura dipenuhi dengan deretan pertokoan dan pohon sakura. Di depan toko Dora Haru, ada pohon sakura yang sosok nya terus berganti seiring perubahan empat musim. 

Gaya Penulisan yang Sederhana dan Puitis oleh Durian Sukegawa

Gaya penulisan Durian Sukegawa dalam novel Pasta Kacang Merah cenderung sederhana. Sukegawa fokus pada detail-detail kecil yang menggambarkan kehidupan sehari-hari, seperti proses pembuatan pasta kacang merah, sehingga saya dapat merasakan kehadiran Sentaro dan Tokue di toko Dora Haru.

Pendekatannya yang puitis, namun tetap membumi, membuat saya dapat dengan mudah terhubung dengan tokoh-tokohnya dan merenungkan makna hidup bersama mereka.

Pelajaran Hidup dan Pesan Kemanusiaan dalam Novel Pasta Kacang Merah

Novel Pasta Kacang Merah mengangkat tema kemanusiaan, keterasingan, dan hubungan antargenerasi yang dapat saling menyembuhkan luka emosional yang tersembunyi.

Novel Pasta Kacang Merah menyampaikan banyak pesan moral yang berharga tentang kehidupan.

Melalui tokoh Tokue dan masa lalunya, novel ini menyampaikan pentingnya menerima orang lain apa adanya, tanpa memandang latar belakang maupun penampilan fisik.

Pesan lainnya adalah kekuatan dukungan seseorang. Melalui hubungan antara Sentaro dan Tokue, menunjukkan bahwa dukungan emosional bisa menjadi sumber penguatan, terutama bagi mereka yang merasa sendirian. 

Sentaro yang hidup sebatang kara mendapat dukungan dari Tokue melalui surat-suratnya. Mengubah Sentaro menjadi sosok yang memiliki keyakinan yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup dan menjadi lebih percaya diri dengan hidup yang dijalaninya.

Selain itu, novel ini juga menyampaikan pesan menghargai hal-hal kecil dalam hidup. Selama bekerja di toko Dora Haru, Tokue mengajarkan Sentaro untuk memperhatikan hal-hal kecil, seperti bahan dan proses pembuatan pasta kacang merah. Ini menunjukkan bahwa menghargai setiap detail dalam hidup, meskipun tampak sederhana atau sepele, dapat membawa kebahagiaan.

Novel ini juga menyentuh isu stigma sosial, terutama terhadap penderita lepra di Jepang. Melalui kisah hidup Tokue, kita diajak untuk lebih berpikiran terbuka dan memahami bahwa setiap orang memiliki nilai dan layak dihormati, terlepas dari pandangan negatif atau prasangka yang ada.

Salah satu pesan dari novel ini adalah menemukan makna hidup. Bagi Sentaro, pekerjaan di toko Dora Haru awalnya hanya sekadar kewajiban untuk membayar utang-utangnya kepada pemilik toko. 

Namun, setelah kehadiran Tokue di toko tersebut, dia belajar untuk mencintai pekerjaannya dan menemukan makna di dalamnya.

Novel Pasta Kacang Merah juga memuat beberapa pesan sosial. Novel ini menyentuh isu diskriminasi terhadap penderita lepra, yang pernah dianggap sebagai penyakit yang memalukan di Jepang. Tokue, seorang mantan penderita lepra, mengalami keterasingan sosial sepanjang hidupnya karena didiskriminasi. 

Melalui tokoh Tokue, novel ini mengkritik prasangka sosial yang tak berdasar, serta menekankan pentingnya penerimaan dalam menghadapi perbedaan.

Novel ini mengajak kita untuk lebih menghargai makanan buatan tangan dan produk alami, yang sering kali terpinggirkan oleh makanan serba instan. 

Sebelum kedatangan Tokue, Sentaro hanya memakai pasta kacang merah plastikan untuk isian dorayaki yang dijualnya. Setelah Tokue bekerja di toko Dora Haru, dia mengajarkan Sentaro cara membuat pasta kacang merah dengan bahan-bahan alami, tanpa membeli pasta kacang merah instan.

Kekuatan Utama Novel Pasta Kacang Merah: Realisme Tokoh Sentaro dan Tokue

Salah satu kelebihan paling menonjol dari novel ini adalah tokoh utama yang terasa begitu hidup dan realistis. Tokoh utama, Sentaro dan Tokue, tidak hanya memiliki kepribadian yang kuat, tetapi juga memiliki kompleksitas yang mencerminkan kehidupan nyata.

Sentaro dan Tokue bukanlah tokoh-tokoh yang sempurna, mereka memiliki kekurangan yang membuatnya terasa seperti orang nyata. Diceritakan keduanya memiliki masa lalu yang kelam. Akibat masa lalu tersebut, baik Sentaro maupun Tokue menghadapi prasangka dan diskriminasi sosial, membuat saya bisa berempati dengan mereka.

Sentaro digambarkan memiliki minat yang sedikit dalam menjalani hidup. Namun, justru hal tersebut membuatnya terasa begitu manusiawi dan dekat dengan pembaca.

Tokoh yang hidup ini menjadi magnet utama bagi pembaca untuk terus mengikuti alur cerita hingga akhir.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Pasta Kacang Merah karya Durian Sukegawa adalah novel yang layak dibaca, terutama bagi mereka yang menyukai kisah yang sarat akan nilai kemanusiaan, hubungan antargenerasi, dan makna hidup. 

Gaya penulisan yang sederhana namun puitis berhasil membangun suasana yang hangat sekaligus mengundang pembaca untuk merenungkan banyak hal, mulai dari pentingnya menerima orang lain apa adanya, menghargai hal-hal kecil dalam hidup, hingga menghadapi stigma sosial.

Tokoh utama yang realistis dan hidup memperkuat pesan-pesan moral novel ini, terutama tentang dukungan emosional yang dapat menyembuhkan luka terdalam. Konflik yang mereka hadapi, baik dengan diri sendiri maupun dengan masyarakat, membuat novel ini relevan bagi pembaca yang sedang mencari makna hidup atau terjebak dalam masa lalu yang berat.

Novel ini sangat cocok untuk pembaca yang ingin menikmati cerita inspiratif dengan bacaan yang ringan.

Saya sangat merekomendasikan novel Pasta Kacang Merah bagi siapa pun yang ingin mendapatkan pelajaran hidup melalui cerita yang sederhana.

Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk menghargai kehidupan dan memperhatikan apa yang sering kali tampak remeh, namun penting.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak