Review Novel 'Hello, Cello', Pertemuan Kembali Dua Individu dalam Versi Terbaik

Hayuning Ratri Hapsari | Tania Aqilla
Review Novel 'Hello, Cello', Pertemuan Kembali Dua Individu dalam Versi Terbaik
Novel Hello, Cello (Dok. Pribadi/Tania Aqilla)

Novel fiksi berjudul ‘Hello, Cello’ merupakan buku ketiga karya Nadia Ristivani yang terbit pada tahun 2022 yang begitu populer dan best seller di kalangan remaja.

Diketahui, novel ini merupakan hasil adaptasi dari Alternative Universe atau AU yang ditulis oleh sang penulis muda melalui akun twitter miliknya, yakni @ijoscripts.

Hello, Cello merupakan novel dengan genre romantic-comedy yang mengisahkan tentang dua individu bernama Helga dan Cello yang sama-sama memiliki kepribadian unik, menarik dan satu frekuensi.

Kisah ini bermula dari seorang perempuan ceria dan random bernama Helga yang diceritakan memiliki trauma terhadap laki-laki. Ya, dirinya memiliki track record kurang baik karena kisah yang begitu suram dengan beberapa mantan kekasihnya.

Sedangkan Marcello atau Cello, ia dikenal sebagai laki-laki yang suka mendekati banyak perempuan, sehingga dirinya kerap disebut ‘buaya' tampan oleh sejumlah mahasiswa dan para kenalannya.

Namun, Cello yang biasanya begitu mudah mencari bahan obrolan bersama banyak perempuan, tiba-tiba berubah menjadi sosok yang lebih berhati-hati dalam berbicara dan bersikap terhadap Helga. 

Diceritakan, mereka pun akhirnya menjadi dekat satu sama lain. Mengisi dan melewati hari-hari dunia perkuliahan seperti biasa secara bersama-sama, hingga akhirnya mulai menyadari perasaannya satu sama lain.

Namun, tak semulus yang dibayangkan, Helga dan Cello harus melalui konflik yang menyinggung keraguan satu sama lain dan membutuhkan waktu hampir 4 tahun sebelum akhirnya dapat kembali bersama dalam versi terbaik masing-masing.

Novel berjumlah 428 halaman ini dikemas dengan begitu menarik. Alur dan kisah cerita yang disajikan pun sukses membuat para pembaca ikut hanyut ke dalam percakapan antar kedua tokoh.

Tokoh utama laki-laki pun tak segan-segan melancarkan aksi gombal dan act of service-nya kepada tokoh utama perempuan yang turut membuat pembaca ikut terbawa perasaan dan salah tingkah dibuatnya.

Selain itu, yang membuat semakin menarik dari kisah ceritanya, yakni dibumbui dengan sejumlah humor konyol nan lucu dari kedua tokoh yang sefrekuensi, sehingga membuat yang membacanya ingin cepat-cepat menyelesaikan dalam sekali duduk saja.

Tak hanya itu, buku tersebut juga menampilkan perkembangan para karakter tokoh utama yang signifikan. Hello, Cello secara tidak langsung turut memberikan pesan dan mengingatkan readers bahwa untuk selalu memprioritaskan dan mencintai diri sendiri terlebih dahulu sebelum mencintai orang lain.

Cover buku yang dapat dibolak-balik menjadi ciri khas tersendiri dalam novel ini, sisi biru tua menggambarkan tokoh laki-laki, yakni Marcello dan sisi biru muda menggambarkan tokoh perempuan bernama Helga.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak